Minggu, 16 Juni 2013

"TAK SEJALAN" -part. 2-

* DILEMA? *


Gilang dan Silvia semakin dekat dan semakin romantis. Mereka selalu berdua saat istirahat dan pulang sekolah. Setiap hari mereka lalui bersama, saling percaya, memahami dan yang paling penting tidak mengekang hobi masing-masing.

Tapi beberapa teman-teman Silvia yang tidak tahu pasti, masih sering kali menyebutkan kalau Silvia berpacaran dengan Dico. Terlebih lagi ketika Silvia resmi berkata bahwa pacarnya kelas X.F. Bagi teman-temannya yang tahu malah sering kali mengejek, maklum Silvia dan Gilang sama-sama kecil. Dan itu pertama kalinya Silvia berpacaran di depan umum karena selama ini Silvia tak berani untuk berpacaran. Selain itu sering teman sekelas mereka berdua menukar nama. Silvia menjadi Gilang dan Gilang menjadi Silvia. Hingga karena ulah teman-temannyalah walikelas X.B dan X.F heran.

Hari ke hari mereka semakin dekat, Gilang pun semakin rajin belajar dan Silvia semakin menjaga sikap, semakin aktif di ekskulnya. Yang tak kalah penting juga, Silvia menjadi rajin membuat puisi dan cerpen sesuai suasana hatinya. Bahkan, Silvia pun membuat cerpen berdua bersama Gilang secara bergantian, cerpen itu diketik di hp Silvia terlebih dahulu karena nantinya akan di posting di blog Silvia. Awalnya cerpen itu mengisahkan tentang mereka, namun sedikit diubah dengan berbagai khayalan dan imajinasi mereka.

----------

"Sil, hp lo mana? Minjem bentar", pinta Gisya.

"Hah? Apa? Hp?", Silvia terkejut.

"Iyalah, pinjem bentar buat kacaan, trus ntar jam bahasa Inggris. Hp lo kan bisa buat translate", jelas Gisya.

"Oiya, gue lupa Sya.. Hp gue tadi, gue kasi Gilang", jawab Silvia.

"Eh, lo gimana sih. Emangnya mau ngapain dia minjem hp lo?", tanya Gisya.

"Mau lanjutin cerpen, kami kan sok romantis, buat cerpen aja berdua. Astaga!!! Gue lupa ngasi tau, cerpennya dimana, judulnya apa... Minjem hp lo Sya, bbm bbm biar cepet bilang dari dari gue ping ping banyak..", kata Silvia yang tersadar dan panik.

"Hah? Iyaiyaiya... Sabar... Apa bilang?", Gisya menenangkan.

"Bilang gini, cerpennya di memo judulnya blablabla", kata Silvia.

"Udah gue bilang, trus katanya oke iya," ujar Gisya.

"Huft, untunglah. Thanks yoo"

Gilang pun melanjutkan cerpen yang awalnya sudah dibuat Silvia. Gilang yang tak begitu menyukai mengarang dan menulis tampak begitu kesulitan. Sehingga apa yang dipikirkannya itulah yang ia tulis.

--------

Saat istirahat, Gilang mengajak Silvia makan di kantin. Mereka langsung duduk di meja nomor 16, meja langganan mereka semenjak pacaran. Gilang memesan makanan untuk mereka berdua, dan menitipkan handphonenya pada Silvia. Silvia pun minta izin untuk melihat-lihat handphone Gilang karena sedari tadi Gilang tampak asyik dengan handphonenya.

"Makanan datang...!!", Gilang kembali ke meja nomor 16 dengan membawa makanan.

"Hei, siapa ni Amelia Cahaya..??", tanya Silvia sambil membaca message di handphone Gilang.

"Hah? Siapa? Siapa??", Gilang balik bertanya, sedikit panik.

"Amelia Cahaya.. Kamu sering chat sama dia kan?", tanya Silvia penasaran.

"Eh, iya..", jawab Gilang singkat.

"Iyaa.. Dia siapa?? Adek kamu?? Tapi kamu gak pernah bilang kamu punya adek perempuan..", Silvia heran.

"Itu mantan aku, mantan tersayang", Gilang menjawab santai.

"Hah!? Apa? Mantan tersayang ya?? Iyaa deeh..", ungkap Silvia sedikit cemburu.

"Iyaa, kan mantan sayang.. Kalo pacar tetap kamulah..", kata Gilang.

Silvia hanya terdiam, dan mengembalikan handphone Gilang. Silvia berpikir, seharusnya tadi dia tak membaca chat dan message di handphone Gilang.

"Hei, kamu kenapa? Kok diem sih?", tanya Gilang.

"Eh, gpp kok", jawab Silvia.

"Ohiya, kalo kamu mau berteman sama Amel, berteman aja. Dia banyak tau tentang aku", ungkap Gilang.

"Hah?!", Silvia terkejut.

"Iyaa dia baik lagi orangnya"

Silvia hanya diam mendengan cerita Gilang tentang mantannya Amelia. Sebenarnya Silvia tak menginginkan Gilang cerita lebih banyak, entah mengapa cerita itu membuat Silvia sedih. Gilang tak menyadari bila Silvia cemburu dan sedih, ia hanya heran Silvia jadi pendiam padahal biasanya cerewet tak menentu.

Silvia mulai kehilangan selera makan, tapi tetap saja Gilang tak menyadari itu.

"Cie, yang makan berdua.. Gak ajak-ajak", Ilham datang menghampiri mereka.

"Aduh, ganggu eeh..", kata Gilang.

"Eh, tau deh yang pacaran ni tak suka diganggu, gue pergi deh...", kata Ilham.

"Eeeh, lo disini aja Ham, temani Gilang, gue mau pergi..", sela Silvi.

"Kemana yang?", tanya Gilang.

"Bentar aja..", jawab Silvi singkat.

Silvi langsung saja pergi meninggalkan Gilang dan Ilham.
Ilham yang keheranan pun bertanya pada Gilang, "eh, lo apain sih Silvia, bete ples jutek banget sama lo n gue.."

"Mana gue tau,, tadi sih gpp.. Karna lo dateng kayaknya", jawab Gilang.

"lo gimana sih, pacar lo kali gitu aja gatau, pakai dong insthink cowok lo", ujar Ilham.

"Iya deh ntar gue tanya.."

Tak lama kemudian, Silvia kembali dengan membawa novel. Kebiasaan Silvia bila bete dan badmood, dia langsung membaca novel atau komik.

"Novel baru?", tanya Ilham.

"Iya mungkin", jawab Silvia jutek.

"Kapan belinya yang? Gak ajak-ajak aku ni? Katanya kalo mau ke Gramedia sama aku??", tanya Gilang bertubi-tubi.

"Ini novel aku beli dua bulan yang lalu sama Gisya", Silvia masih jutek.

"Kamu kenapa??", tanya Gilang.

"Gpp kok", jawab Silvia berbohong.

"Eh, gue gak ikut-ikutan", kata Ilham sambil pergi mengambil jus.

"Serius ni, kenapa kok jutek?", tanya Gilang lagi.

"Hmm..."

"Bilang dong, jangan buat aku penasaran, ada yang salah sama aku??", lanjut Gilang.

"Okedeh, coba kamu pikir, kalo kamu aku sandingkan dengan mantan aku mau gak?", Silvia balik bertanya.

"Yaah, gamau lah.. Emangnya kamu mau balikan sama mantan kamu sampai-sampai kamu banding-bandingin..", Gilang heran.

"Itu yang aku rasain.. Aku ngerasa gak ada apa-apanya.. Aku tau kita baru, tapi gak mesti juga aku tanya sama Amel itu tentang kamu, lama-lama aku juga tau sendiri..", Silvia sedikit emosi.

"Yaelah yang.. Gara-gara itu.. Kirain kenapa.. Maaf deh, sekali aja ini. Gak akan aku ulangi.. Maaf yaa..", Gilang memohon maaf.

"Iyaa gpp, janji yaa, tepatin tuh, kalo gak hutang puasa tuh..", tutur Silvia.

"Iyaa Silvia ku.."

Mendengar kata-kata Gilang, senyum manis Silvia muncul kembali. Selama mereka pacaran, memang tak pernah ada masalah, sekali ada masalah cepat mereka selesaikan. Karena mereka berharap hubungan mereka langgeng. Bahkan, mereka berencana di kelas 2 mereka ingin 1 kelas.

"Hei, belum pulang ni?", tanya Gisya.

"engga Sya, ni udah pulang, udah di rumah pun", jawab Silvia.

"Heee, yang bener aja", bantah Gisya.

"Namanya juga masih di sekolah, yaa belum pulang lah Sya", jawab Gilang melanjutkan.

"Eeeh, habis makan ni kalian bertiga?? Gak ajak-ajak eeh..", celetuk Gisya.

"Eh, mereka berdua tuh yang makan gak ajak-ajak, gue cuma kesini beli jus, gataunya ada mereka", kata Ilham.

Gilang dan Silvia hanya diam.

"Iih, orang ni sok sweet kali yaa, makan berdua, gak ajak-ajak, mejanya nomor 16, PJ udah 1 bulan gak dapat-dapat", oceh Gisya.

"Iyaa yaa..", kata Ilham mengiyakan ocehan Gisya.

"Udahlah, pulang lagi.. Sil pulang sama aku kan? ayuklah.. Tinggalkan orang tak jelas ni", kata Gilang agak kesal.

"Hahahaha .. Yuk.. Babaaayy... Semuaa..", kata Silvia.

"Haiyalah", kata Gisya dan Ilham hampir serentak.

Gilang dan Silvia pun pulang, meninggalkan Gisya dan Ilham.

-------

Saat di sekolah, Silvia terlihat sibuk dengan berbagai urusan. Tugas Osis, tugas Majalah Sekolah, bahkan tugas-tugas lainnya yang menurut teman-temannya tak penting.

"Tumben gak sama Gilang..", tanya Gisya.

"Hahiyaa, siapa pacar lo Sil??", tanya Asmara.

"As, kan udah gue bilang, pacar gue anak X.F", jawab Silvia.

"Ehiya gue lupa, yang tingginya sederajat lo kan?", canda Asmara.

"Jangan dibilang-bilang juga As, hahahaha", kata Gisya.

"Hahahaha", Silvia hanya tertawa kecil.

"Mana dia?? Biasanya selalu bersama, yang jalan keliling sekolah sampai dapat anak kecil, yang selalu makan dikantin meja 16, yang ke kantor guru, yang....", oceh Gisya.

"Stooop!!!", potong Silvia.

"Dia ada tugas bahasa banyak banget sekaligus seleksi pemain sepakbola, mana mungkin gue ganggu", Silvia melanjutkan.

"Eh, kenapa gak lo bantu tugas bahasa dia, kan lo jago tuh..?", tanya Asmara.

"Lo bisa liatkan, tugas gue juga banyak, gue sih mau-mau aja ngebantu dia, tapi ntar tugas gue gimana..", jawab Silvia.

-------

Seminggu sudah Gilang dan Silvia disibukan dengan tugas sekolahnya masing-masing. Sehingga mereka tak bisa lagi berkomunikasi erat. Silvia pun mulai berpikir, selama seminggu itu apa Gilang tidak mempunyai waktu senggang, sedangkan dirinya cukup memiliki waktu senggang. Di sekolah pun, mereka jarang sekali bertemu, walaupun jarak kelas X.B dan X.F hanya 15 langkah.

"Eh, Sil, siapa pacar lo sekarang??", tanya Asmara.

"Ampun deh As, pacar gue tetap anak X.F itulah, gimana sih lo", jawab Silvia.

"Hah? Masak? Udah seminggu lo sama dia gak barengan, gue pikir udah putus.", kata Asmara santai.

"Jangan doain gitu dong, gue sama dia masih lanjut kali, doain langgeng gitu kek", Silvia menggerutu.

"Eh, gue liat dia tuh gak setia sama lo, emang ada cowok yang selama seminggu ngebiarin ceweknya gak ada ngasi kabar??", kata-kata Asmara menakuti Silvia.

"Mending lo cari cowok yang baru, cari yang lain buat cadangan..", lanjut Asmara.

"Eh, enggak ah, gue tuh masih percaya sama dia, toh gue masih bisa lihat dia di sekolah baik-baik aja", jawab Silvia.

"Lo sok sok eeh", Gisya tiba-tiba datang dan mengejutkan Silvia.

"Sial, lo buat gue terkejut", kata Silvia mengelus dada.

"Iyaa, tiba si Gilang ada cewek lain, lo pasti nangis-nangis Sil", ejek Asmara.

"Ntahlah, gue jalani aja, pusing gue, lo berdua buat gue parno.. Sial banget gue", kata Silvia yang lanjut pergi ke perpustakaan.

Di perpustakaan Silvia membaca buku kumpulan cerpen. Tapi tampaknya ia tak berkonsentrasi, pikirannya terbayang apa yang dikatakan Asmara tadi.

"Sudahlah, itukan cuma Asmara yang bilang, toh Gilang gak gitu", batin Silvia.

--------

"Kriiiiiing....... Kriiiiiiingg.......", bel pulang pun berbunyi.

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas dan ketempat parkir untuk mengambil motornya masing-masing.

"Hoi, Sil...", tegur Dico.

"Heiya.. Apa?", tanya Silvia.

"Apa kabar lo?? Gak pulang sama Gilang??", Dico balik bertanya.

"Gue sih baik-baik aja, tapi hati gue agak gatau gimana hahahahaa.. Gue sih pulang sama Mama, gue mau shopping trus ke salon", jawab Silvia.

"Eh, katanya udah seminggu lebih gak komunikasi sama dia?? Kenapa ni?? Ada masalah??", tanya Dico.

"Lo tau dari mana?? Dia cerita sama lo??", Silvia malah balik bertanya.

"Engga tadi gue ketemu Gisya, dia yang bilang.. Ada apa diantara kalian berdua??", tanya Dico lagi.

"Gpp kok, dia kan lagi sibuk, lagian gue gamau trus-trusan diantar dia pulang, toh gue gamau juga jadi alasan untuk dia telat pulang dan gak latian sepakbola..", jawab Silvia.

"Heeey, lo tuh cewek yang baik yaa.. Hahaha", kata-kata Dico sedikit meledek.

"Eh, udah yaa, gue udah dijemput.. Babaay..", ucap Silvia sambil menaiki mobil silver orangtuanya.

"Haaiyaa, daah.. Titi DJ", balas Dico.

-------

"Eh, apa katanya??", tiba-tiba saja Gilang menghampiri Dico di parkiran.

"Lo belum pulang??", tanya Dico balik.

"Gue serius apa yang lo tanya ke pacar gue??", tanya Gilang sedikit emosi.

"Tenang bro, gue tadi cuma dikasi tau Gisya, katanya lo sama Silvia lost contact selama seminggu.", jawab Dico menenangkan.

"Oh itu, emang iya sih", kata Gilang sedikit santai.

"Emangnya kenapa gitu?? Denger-denger dia SMS-in lo, gak lo bales", kata Dico.

"Bukannya gitu,.. Lo tau kan bentar lagi ujian, entar dia ke ganggu lagi, mending diem dulu, selesai ujian, lo liat aja.. Haahahahaha", kata Gilang sambil tertawa.

"Yalah", kata Dico sambil memakai helm.

-------

"Ziiiiinnngggg......", bunyi handphone Gilang.

Email pemberitahuan dari facebook, yang isinya Silvia Putri, Amelia Cahaya, Ilham Hardi dan 72 teman lainnya mengirimkan foto, status dan tautan.

"Yaelah, isi email gue FB aja.. Ntar deh gue liat", gerutu Gilang.

Gilang pun membuka link fb yang ada di email tersebut, Gilang terkejut ternyata mantannya Amelia Cahaya mengunggah foto, jauh berbeda, Amel terlihat lebih cantik. Gilang terus memandang foto tersebut, tetapi dia memikirkan Silvia juga.
Perasaan Gilang yang dulu sepertinya telah kembali, ia bingung harus berucap kata apa pada Silvia.
Di hati Gilang kini ada dua wanita, namun sulit untuk dia memilih, karena Amel mungkin tak ingin kembali padanya, dan Silvia yang kini menjadi pacarnya, sulit untuk dilepas.

Akhirnya Gilang memilih sembunyi-sembunyi untuk menghubungi Amelia kembali. Dan membiarkan Silvia sendiri. Hati Gilang mungkin sedikit tak enak, rasa bersalah mungkin terus-terusan berada dalam dirinya. Secara tidak langsung Gilang sudah menduakan Silvia, tapi hatinya pun tak bisa ia kendalikan.




-bersambung-
@FaridaAisyahS



Tidak ada komentar:

Posting Komentar