Minggu, 03 November 2013

E N T A H

Sejak.
Sejak kapankah menyukainya?
Sejak kapankah merindunya?
Sejak kapankah menyayanginya?
Sejak itukah tercipta rasa?
Sejak itukah mulai ada cinta?
Sejak kapan?

Entahlah..
Aku tak tahu ini
Sukar mengerti itu
Entah..
Entah..
Dan entah..

Mengapa?
Bagaimana bila benar terpikat?
Bagaimana bila hanya dia?
Bagaimana pun itu entahlah..



@FaridaAisyahS

Sabtu, 02 November 2013

PERSIMPANGAN


Kala sang surya berkuasa
Tepat disaat orang-orang berlari
Ke sana, ke mari, menuju tujuan berikutnya
Begitu pun aku dan kau
Berjalan.. Menepi..
Lewati jalanan..
Jalan setapak, tanah, dan berbatu
Lenggak-lenggok canda
Ribuan kata manis darimu dariku
Hingga tiba pada tempat yang pilu

Tempat dimana terputusnya kalimat
Terhentinya kata manis dan segala canda
Tempat dimana kau ucap "bye"
Dan segera ku berkata "hati-hati"
Tempat yang memisahkan rasa
Memisahkan raga ku dan mu
Tempat yang menghilangkan tawa
Menghilangkan lengkung indahnya bibir

Inilah saat dilema
Tak ingin terpisah namun kuat untuk tujuan sendiri
Persimpangan..
Tempat yang dirindu atau dibenci
Persimpangan..
Saksi bisu antara hatiku dan mu
Hanya Persimpangan..
Yang setiap kali berucap "esok 'kan terulang"

Kali ini..
Hari ini..
Saat ini..
Kejadian itu tak kunjung datang
Perpisahan antara kau dan aku
Persimpangan ini pun hanya berdiam, mendura
Meratap jalan yang ku lewati tanpa mu
Yang kau lewati tanpa ku

Kilas tanya, sejuta heran
"ada apa dengan mereka?", tanya Persimpangan
"entahlah, hanya Tuhan dan mereka yang tahu", jawab Jalanan

Akankah terulang walau untuk sekali?
Ataukah hanya kisah biasa yang tak perlu dikenang?
Pengharapan hanya pengharapan..
Persimpangan yang memisahkan
Persimpangan yang kelak mempertemukan
Walau aku dan kau sudah 'berbeda'
Yang kini tak mungkin menjalin sebuah cerita


@FaridaAisyahS

Selasa, 23 Juli 2013

☀ Taubat Sang Preman ☀

"Kampung Asam Manis, di sanalah aku lahir dan dibesarkan, walaupun aku tak dapat membahagiakan kedua orangtuaku. Aku menjadi seorang preman, preman pasar yang suka memalak dagangan orang lain. Begitu banyak orang yang resah dan takut padaku, terlebih lagi dengan otot dan tubuhku yang tinggi besar. Namun, sebuah kue lapis telah membuatku tobat. Mengapa begitu? Tanda tanya bukan? Begini ceritanya..."

"Gubraaak....!!!!!!"

"Ampun bang, aye belum ade pelanggan satupun bang..."

"Gue gak mau tau, ni hari lu harus setor duit ke gue!!!", kataku mengancam.

"Sumpeh bang, aye belum ade duit bang..", pedagang es dan kue itu memohon.

"Oke, kalo lu emang kagak ade duit, gue ambil dagangan lu sebagai gantinye.."

"Jangan bang, jangan itu dagangan titipan bang.. Ampun bang..",

"Kagak ade cerite lagi, buat semue jangan kayak die, berani lawan gue kagak bagi gue setoran, mati lu semua.." ancamku pada pedagang lainnya.

Semua terdiam karena takut dagangannya aku obrak abrik. Semua pun menyetorkan uang padaku dan aku mengambil es, kue-kue basah dan gorengan. Dalam hatiku, "lumayang buat makan siang entar.."
Di perjalanan menuju tempatku biasa nongkrong, aku melihat di rumah salah satu orang terkaya di Kampung kemalangan. Sepertinya nyonya di rumah itu yang meninggal, aku hanya melihat-lihat. Namun, sanak saudaranya menghampiriku.

"Bang, badan abang kan gede ni, bisa minta tolong gak bang.." kata seorang pemuda yang keluar dari rumah itu, tampaknya dia sudah lama melihatku.

"Tolong ape?? Ada duitnye kagak??"

"Oh ada bang, berapa abang mau??", pemuda itu balik menanyaiku.

"Bener ni?? Eh, tapi tugasnye apaan dulu?? Berat kagak??"

"Enggak bang, cuma minta tolong gali kuburan, tukang gali kuburnya gak ada bang. Bisa enggak bang??"

"Ooh, gali kubur?? Boleh dah boleh, tapi gue mau 250rebu ya.."

"300 pun saya kasih buat abang, asalkan selesainya jam 2 kurang.."

"Waah beres entu"

"Ini DPnya bang, 150 dulu", kata pemuda itu sambil menyodorkan uang panjarnya.

"Oke dah", kataku.

Aku pun pergi ke kuburan yang sudah ditentukan, dan aku mulai menggali. Saat itu masih jam 11 an. Aku terus menggali hingga jam setengah 1 aku merasakan lapar. Seketika aku ingat jika tadi ada es dan kue. Aku langsung memakan semuanya hingga tersisa 1 kue lapis. Ingin ku habiskan namun aku sudah kekenyangan.
Lalu, datanglah seorang anak kecil menghampiriku. Dia tampak kumuh, dekil, gelandangan. Dia memandangi kue lapisku yang tersisa 1.

"Ngape lu??", tanyaku.

"Saye laper bang, boleh bagi gak kuenye", jawabnya.

Karna aku sudah kekenyangan, aku berikan kue lapis itu padanya. Dia tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Ambil deh, gue udah kenyang.."

"Makasih bang, makasih. Semoga Allah membalas kebaikan abang", kata anak itu lalu ia pergi.

Hari semakin panas, galian kuburan sudah ku selesaikan, tapi rombongan pelayat dan jenazah belum datang. Aku pun akhirnya mengantuk dan aku tertidur.

--------------------

Dalam tidur aku bermimpi aku telah meninggal. Dan hanya sedikit yang mau melayat, dan hanya Pak Ustadz dan anggotanyalah yang mau menguburkanku. Setelah aku dikuburkan, aku merasa dibangkitkan di dalam kuburku. Aku melihat dua cahaya, dan lama kelamaan terlihat dua sosok, yang satu membawa cambuk seperti bersiap ingin mencambuk.

"Hidupmu di dunia sia-sia, kau tak pernah beribadah dan beramal", kata sosok yang tak membawa cambuk.

"Cambuk dia..!!", perintahnya pada sosok yang satu lagi.

"PLAAK.....!!!!!"

"Hah, mengapa tidak mengenaiku cambukannya", gumamku.

Dan aku melihat kue lapis menyelamatkanku. Aku tak tahu mengapa kue lapis itu bisa ada di dalam kuburku.
Sekali lagi sosok itu berkata-kata, "hidupmu hanya mengambil apa yang bukan hakmu. Cambuk dia..!!"

Sosok itu bersiap mencambukku lagi.

"PLAK...!!!", lagi-lagi kue lapis menyelamatkanku.

--------------------

"Woy bang, bangun bang.. Ni sisanya 150 lagi", seseorang membangunkanku.

"Hah.. Iye iye ape?? Ade ape??", aku terbangun dan terkejut.

"Aku masih hidup??", batinku penuh tanya, dan ternyata tadi hanyalah mimpiku saja.

"Eh, si abang bengong, udah siap kan galinya, ini duit sisanya bang", orang itu menyodorkan uang.

"Eh, kagak usah. Gue ikhlas deh nolong lu sekeluarge, ini duit yang tadi, gue kagak usah lu bayar. Makasih ye, gue pamit dulu", pamitku terburu-buru.

"Jiah, si abang tadi maunya dua setengah, aku kasih 300 malah dibalikin. Tapi ya sudahlah, mudah-mudahan kebaikannya Allah saja yang balas" kata pemuda itu.

Aku pun secepatnya pulang, di rumah aku memikirkan tentang mimpiku dan juga kue lapis. Mengapa bisa kue lapis itu menolongku dari cambukan siksaan alam kubur?? Sungguh, tanda tanya bagiku.
Tak lama, aku mengingat anak kecil gelandangan yang kelaparan. Dan aku mengingatnya juga yg berterimakasih dan berdoa karena telah kuberikan kue lapisku. Aku sadar, aku terlalu banyak berbuat dosa dan kesalahan.
Aku menangis, memohon ampun pada Allah, sudah lama aku menjauh dari-Nya. Dan mulai saat itu, aku bertaubat, aku ingin menjadi seorang muslim. Tak lupa aku meminta maaf kepada seluruh pedagang yang sering aku palak. Dan sekarang, aku bekerja sebagai buruh di siang hari dan aku belajar membaca al-qur'an di malam hari.
Begitulah cerita masalalu ku. Mohon ampunlah dan berjanji takkan mengulangi kesalahanmu, karena Allah Maha Pengampun. InsyaAllah, kita dijauhkan dari api neraka.


**************************
"Barangsiapa yang bershodaqoh sebesar kurma dari usaha yang baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, Allah akan menerima shodaqoh itu dengan Tangan KananNya kemudian Allah akan memelihara untuk orang yang bershodaqoh itu sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak unta, sampai tumbuh menjadi sebesar gunung."(H.R alBukhari dan Muslim)




@FaridaAisyahS

Sabtu, 29 Juni 2013

Dongeng Sebelum Tidur : "Oncil Si Kancil"

Di hutan rimba, hiduplah seekor kancil kecil bernama Oncil. Oncil si kancil yang paling lincah, paling pintar dalam segala hal, ia pun mempunyai banyak teman. Teman-temanya pun selalu memujinya. Suatu hari Oncil bertemu dengan teman-temannya, Tupi si tupai, Moca si monyet dan Deri si berang-berang. Mereka berempat adalah sahabat yang selalu bermain bersama.

"Hai, semua.. Kita bermain apa hari ini?", tanya Oncil pada teman-temannya.

"Bagaimana kalau kita berpetualang mengelilingi hutan ini", jawab Tupi si tupai.

"Ide yang bagus", semua menyetujui.

Mereka berempat pun berjalan-jalan menyusuri hutan. Mulai dari pinggiran sungai sampai ke atas bukit. Di sungai mereka bertemu Pak Coco si buaya dan ibu Ducky si bebek. Semuanya tersenyum kepada empat sahabat ini. Terlihat Bubu si bangau yang berada di bawah pohon di tepi sungai terduduk menahan sakit di kakinya.

"Mengapa kamu di sini Bubu?", tanya Moca.

"Aku terjatuh tadi karena terkejut melihat Pak Coco membuka mulutnya", jawab Bubu sambil menahan sakitnya.

Bubu memang suka sekali terkejut, dan sering kali ceroboh.

"Waah.. Kasihan sekali kamu Bubu", kata Tupi.

"Dia kan memang ceroboh dan penakut, untuk apa kasihan sama dia", celetuk Oncil.

"Oncil..!! Kamu tidak boleh begitu", ujar Moca.

"Iya Oncil, Bubu kan lagi kesusahan", tambah Deri.

"Hahaha.. Biarkan saja, lebih baik kita lanjutkan misi kita, daripada melihat si bangau yang ceroboh dan penakut ini", Oncil terus meledek Bubu.

Semuanya terdiam, dan berkatalah Bubu, "iya teman-teman, aku tidak apa-apa, lebih baik kalian pergi bermain saja."

"Tuh, kan.. Ayo kita lanjutkan," kata Oncil merasa tak bersalah.

Tupi, Moca, dan Deri mengikuti Oncil. Mereka hanya terdiam melihat tingkah dan sifat Oncil. Mereka melanjutkan perjalanan menyusuri hutan rimba. Oncil yang lincah memimpin perjalanan, Oncil selalu berada di depan karena ia yang paling cepat.
Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Vio si kura-kura.

"Hai, teman-teman.. Kalian mau kemana?", sapa Vio.

"Hai, Vio.. Kami bermain, berpetualang menyusuri hutan..", jawab Deri.

"Wah, bolehkah saya ikut?", tanya Vio.

"Hah? Ikut? Memangnya kamu bisa berjalan secepat kami? Kamu kan si lelet", Oncil mengolok Vio.

"Oncil, kamu gak boleh gitu sama Vio. Kita kan bisa berjalan sedikit santai!", ujar Tupi.

"Yasudah, kamu saja yang berjalan santai. Aku, Deri dan Moca duluan", sanggah Oncil.

"Iya, pergi sana. Dasar tukang olok", kata Tupi sedikit marah.

"Sudahlah Tupi.. Maaf ya saya membuat Tupi dan Oncil bertengkar", kata Vio.

"Tidak apa-apa, aku juga tidak suka dengan tukang olok seperti dia", tambah Tupi.

Dan berlanjutlah permainan petualangan Oncil, Deri dan Moca. Dan kali ini tanpa ada Tupi.

"Dia pikir dia siapa, tak lebih dari si tupai cerewet", gerutu Oncil.

"Sudahlah Oncil, kamu juga yang sembarangan mengejek", ujar Deri.

Oncil hanya terdiam. Oncil merasa dirinya yang paling baik, dia yang pintar, jago dan lincah sehingga dia pantas untuk merendahkan yang lainnya. Mereka bertiga terus berjalan, dan tiba-tiba mereka pun merasa lapar. Berhentilah mereka di bawah pohon apel, terlihat banyak sekali buah apel yang telah masak. Karena terlalu tinggi, Moca si monyet yang jago memanjat berinisiatif mengambil beberapa buah apel untuk dirinya, Oncil dan Deri. Mereka bertiga pun memakan buah apel itu. Saat makan, tampak Pipit si burung kecil. Pipit seekor burung yang tak bisa terbang karena cedera di sayap kirinya.

"Eh, ada Pipit si burung yang tak bisa terbang, hahahaha", seru Oncil.

Pipit terdiam dan wajahnya tampak sedih sekali karena perkataan Oncil. Merasa tidak suka dengan perkataan Oncil, Moca marah dan berkata, "Oncil! Kamu tidak boleh selalu menghina teman-teman kita yang lain.. Itu tidak baik.."

"Biar saja, aku tidak peduli.." Jawab Oncil.

"Deri, ayo kita pergi! Tinggalkan saja Moca".

"Dasar tukang olok..!!", gerutu Moca.

"Sudahlah Moca, aku tidak apa-apa. Lebih baik kita bermain daripada kamu marah-marah", kata Pipit.

"Iya Pipit, kita bermain di sana saja bersama Tupi, Vio dan Bubu," kata Moca.

"Baiklah", jawab Pipit.

Sementara itu Oncil melanjutkan permainan petualang hanya bersama Deri. Di setiap perjalanan Oncil selalu menngejek-ejek kedua sahabatnya, Tupi dan Moca. Bubu, Vio dan Pipit juga, Oncil berkata, "gara-gara mereka bertiga, dua sahabat kita hilang."

"Kamu juga sih yang salah, selalu saja mengolok yang lain..", ujar Deri.

"Jadi kamu salahin aku?", Oncil melotot.

"Iya, jelas kamu salah", jawab Deri ragu-ragu dan sedikit tersinggung dengan tatapan Oncil.

"Kamu sama saja seperti mereka, tidak setia pada sahabatnya"

"Apa maksud kamu Oncil?"

"Kamu sama seperti Tupi dan Moca, Deri..", Oncil geram.

"Yasudah, aku pergi saja. Aku tak suka bermain dengan kamu lagi", ucap Deri.

"Iya, pergi saja sana! Aku bisa bermain sendiri", ucap Oncil marah.

Deri lalu pergi mencari teman-temannya yang lain. Sedangkan Oncil terus bermain petualang sendiri, di perjalanan itu Oncil masih saja suka menghina, mengejek dan menolok-olok siapa saja yang ia jumpai.
Akhirnya, tidak ada yang mau bermain dengan Oncil bahkan tidak ada lagi yang mau menyapanya. Oncil mulai gelisah karena selalu bermain sendiri.

Berkatalah si Oncil, "ternyata bermain sendiri sangat membosankan."

"Aku ikut bermain sajalah dengan mereka, pasti mereka mau karena mereka selalu berbuat salah padaku", pikir Oncil.

Oncil pun berlari menghampiri teman-temannya. Ada Tupi, Moca, Deri, Bubu, Vio dan Pipit. Ada juga, bu Ducky, Pak Coco dan Pak Ody si burung hantu.

"Hai semua, aku ikut main ya", sapa Oncil.

"Bermain? Kami tidak suka bermain dengan pengolok seperti kamu Oncil..!", ucap Tupi.

"Aku tidak pernah mengolok, itukan kenyataan..", Oncil membela diri.

"Tetap saja kamu selalu merendahkan kekurangan orang lain, kamu bukan teman kami lagi", Moca menambahkan.

"Tapi itu kan...."

"Sudahlah Oncil, meminta maaflah pada teman-temanmu", ujar Pak Coco.

"Tapi.. Tapi.. Ta.. Tapii..", ucap Oncil terputus.

"Oncil, kekurangan orang lain itu bisa menjadi kelebihan yang tidak kita miliki. Sehingga tidak boleh kita mengoloknya.", nasehat Pak Ody.

"Itu benar sayang. Meminta maaflah pada teman-temanmu, sikap mengejek, mengolok itu tidak baik dan teman-temanmu jadi menjauh", tambah Bu Ducky.

"Iyaa.. Maafkan aku teman-teman aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi", ucap Oncil.

"Maafkan aku yaa Bubu, Vio, Pipit dan teman-teman ku semua", tambahnya.

"Iya Oncil, tidak apa-apa, kami semua memaafkan kamu asalkan kamu tidak mengulanginya lagi", ucap Vio.

"Memaafkan Oncil? Tapi pasti nanti dia mengulanginya lagi", Tupi tidak percaya.

"Tupi, kita hidup harus saling memaafkan, terutama terhadap kesalahan teman kita. Karena setiap diri kita pasti pernah melakukan kesalahan", nasehat Pak Ody lagi.

"Emm.. Baiklah, aku memaafkan Oncil tapi benarkan Oncil tidak mengulanginya lagi??", tanya Tupi memastikan.

"Iyaa Tupi, maafkan aku ya.. Aku benar-benar berjanji tak akan mengulanginya lagi", ucap Oncil.

"Iyaa Oncil, aku juga minta maaf kepada kamu.. Kami semua juga sudah memaafkanmu."

"Terimakasih teman-teman..."

"Sekarang mari kita bermain bersama lagi..", ajak Bubu.

"Iyaa ayoo kita bermain..", serempak semua menjawab.

Dan akhirnya Oncil si kancil tidak mengulangi perbuatannya yang selalu menghina kekurangan teman-temannya. Semua hidup damai, tentram dan selalu bersenang-senang tidak ada permusuhan lagi, dan yang lebih penting semua selalu bersama.


-TAMAT-



@FaridaAisyahS

Kamis, 27 Juni 2013

»Ciri-Ciri Orang Jatuh Cinta«

1. Kamu melihat ada sesuatu yang berbeda dalam diri dia yang menarik untuk ditelusuri (observasi).
2. Merasa ada sesuatu yang menggelitik dari dalam diri kita (perasaan tak menentu).
3. Suka senyum-senyum atau ketawa-ketawa sendiri nggak jelas mengingat dia (cinta gila, hahaha).
4. Suka curi-curi pandang ke arah target (si dia lah pokoknya).
5. Kalau dia lagi ngeliat ke arah kita, jantung rasanya kayak mau copot (deg-deg an gitu).
6. Salah tingkah di depan dia (gelagapan lah).
7. Nggak sadar suka mempermalukan diri sendiri (jaim berlebihan).
8. Berkeliaran di dekat dia terusss (pengennya liat aktivitas dia gitu).
9. Suka ngelamun (ayam tetangga mati-_-).
10. Mengkhayal yang indah-indah tentang kamu dan dia (biasanya sih duduk berdua, makan, boncengan).

11. Nggak nafsu makan (berasa kenyangan mikir dia).
12. Mendadak jadi insomnia alias susah tidur (mikir trik PDKT, biasaanyaa).
13. Isi diarymu seputar dia, dia, dia, diaaaaa terusss (cewek biasaanya, kalau cowok tanya dirimu sendiri, haha).
14. Sering dengerin lagu mellow yang liriknya about love melulu (haha iya BGT).
15. Jadi care sama penampilan dan berusaha tampil keren terus di depan dia (be perfect).
16. Seneng banget ngira-ngira lewat ramalan bintang (rata2 gak sadar ramalannya salah, wahahaha).
17. Bentar-bentar ngaca (liat jerawat loh).
18. Nyari tahu segalanya tentang dia, termasuk no telpon neneknya (jiaaahh x_x).
19. Deketin sobatnya, buka akses langsung ke dia (sobatnya ntar falling in love with you, waspada!).
20. Diam2 motret dia pake HP terus kamu jadiin wallpaper (ambil foto dari FB/twitter *jamansekarang*).

21. Hobi nulis2 namanya di setiap lahan kosong yang bisa kamu coretin (ketahuan guru, diledekin 1 kelas *biasaanyaaa*).
22. Pelototin foto dia terusss (sampai mata perih, trus tidur).
23. Jadi ja’im berat kalo di deket dia (so pasti lah).
24. Badan semerbak mewangi sana sini tralala trilili (parfum sebotol sekali pakai, haha).
25. Kalo dia negur, rasanya kayak kesetrum (tegangan 220volt,-_-)
26. Bela-belain bangun pagi buat bikin bekal untuk dikasih ke dia (so sweet BGT yaah, :D maulah).
27. Nyimpenin sms dari dia (kalau udah fullmemory, bingung setengah mampus).
28. Setia nunggu dia nelpon meskipun dia nggak janji mau nelpon (ngarepin-_-).
29. Sok jual mahal kalo dideketin, tapi kalo dia nggak ada kelabakan sendiri (jiaaah .. Parah-_-).
30. Meng-iya-kan apapun maunya dia, biarpun kamunya nggak suka (calon kekasih yang baik dan penyabar, hohoho).



Sekian :D dan terimakasih.

© MuFaRiz

Minggu, 16 Juni 2013

"TAK SEJALAN" -part. 2-

* DILEMA? *


Gilang dan Silvia semakin dekat dan semakin romantis. Mereka selalu berdua saat istirahat dan pulang sekolah. Setiap hari mereka lalui bersama, saling percaya, memahami dan yang paling penting tidak mengekang hobi masing-masing.

Tapi beberapa teman-teman Silvia yang tidak tahu pasti, masih sering kali menyebutkan kalau Silvia berpacaran dengan Dico. Terlebih lagi ketika Silvia resmi berkata bahwa pacarnya kelas X.F. Bagi teman-temannya yang tahu malah sering kali mengejek, maklum Silvia dan Gilang sama-sama kecil. Dan itu pertama kalinya Silvia berpacaran di depan umum karena selama ini Silvia tak berani untuk berpacaran. Selain itu sering teman sekelas mereka berdua menukar nama. Silvia menjadi Gilang dan Gilang menjadi Silvia. Hingga karena ulah teman-temannyalah walikelas X.B dan X.F heran.

Hari ke hari mereka semakin dekat, Gilang pun semakin rajin belajar dan Silvia semakin menjaga sikap, semakin aktif di ekskulnya. Yang tak kalah penting juga, Silvia menjadi rajin membuat puisi dan cerpen sesuai suasana hatinya. Bahkan, Silvia pun membuat cerpen berdua bersama Gilang secara bergantian, cerpen itu diketik di hp Silvia terlebih dahulu karena nantinya akan di posting di blog Silvia. Awalnya cerpen itu mengisahkan tentang mereka, namun sedikit diubah dengan berbagai khayalan dan imajinasi mereka.

----------

"Sil, hp lo mana? Minjem bentar", pinta Gisya.

"Hah? Apa? Hp?", Silvia terkejut.

"Iyalah, pinjem bentar buat kacaan, trus ntar jam bahasa Inggris. Hp lo kan bisa buat translate", jelas Gisya.

"Oiya, gue lupa Sya.. Hp gue tadi, gue kasi Gilang", jawab Silvia.

"Eh, lo gimana sih. Emangnya mau ngapain dia minjem hp lo?", tanya Gisya.

"Mau lanjutin cerpen, kami kan sok romantis, buat cerpen aja berdua. Astaga!!! Gue lupa ngasi tau, cerpennya dimana, judulnya apa... Minjem hp lo Sya, bbm bbm biar cepet bilang dari dari gue ping ping banyak..", kata Silvia yang tersadar dan panik.

"Hah? Iyaiyaiya... Sabar... Apa bilang?", Gisya menenangkan.

"Bilang gini, cerpennya di memo judulnya blablabla", kata Silvia.

"Udah gue bilang, trus katanya oke iya," ujar Gisya.

"Huft, untunglah. Thanks yoo"

Gilang pun melanjutkan cerpen yang awalnya sudah dibuat Silvia. Gilang yang tak begitu menyukai mengarang dan menulis tampak begitu kesulitan. Sehingga apa yang dipikirkannya itulah yang ia tulis.

--------

Saat istirahat, Gilang mengajak Silvia makan di kantin. Mereka langsung duduk di meja nomor 16, meja langganan mereka semenjak pacaran. Gilang memesan makanan untuk mereka berdua, dan menitipkan handphonenya pada Silvia. Silvia pun minta izin untuk melihat-lihat handphone Gilang karena sedari tadi Gilang tampak asyik dengan handphonenya.

"Makanan datang...!!", Gilang kembali ke meja nomor 16 dengan membawa makanan.

"Hei, siapa ni Amelia Cahaya..??", tanya Silvia sambil membaca message di handphone Gilang.

"Hah? Siapa? Siapa??", Gilang balik bertanya, sedikit panik.

"Amelia Cahaya.. Kamu sering chat sama dia kan?", tanya Silvia penasaran.

"Eh, iya..", jawab Gilang singkat.

"Iyaa.. Dia siapa?? Adek kamu?? Tapi kamu gak pernah bilang kamu punya adek perempuan..", Silvia heran.

"Itu mantan aku, mantan tersayang", Gilang menjawab santai.

"Hah!? Apa? Mantan tersayang ya?? Iyaa deeh..", ungkap Silvia sedikit cemburu.

"Iyaa, kan mantan sayang.. Kalo pacar tetap kamulah..", kata Gilang.

Silvia hanya terdiam, dan mengembalikan handphone Gilang. Silvia berpikir, seharusnya tadi dia tak membaca chat dan message di handphone Gilang.

"Hei, kamu kenapa? Kok diem sih?", tanya Gilang.

"Eh, gpp kok", jawab Silvia.

"Ohiya, kalo kamu mau berteman sama Amel, berteman aja. Dia banyak tau tentang aku", ungkap Gilang.

"Hah?!", Silvia terkejut.

"Iyaa dia baik lagi orangnya"

Silvia hanya diam mendengan cerita Gilang tentang mantannya Amelia. Sebenarnya Silvia tak menginginkan Gilang cerita lebih banyak, entah mengapa cerita itu membuat Silvia sedih. Gilang tak menyadari bila Silvia cemburu dan sedih, ia hanya heran Silvia jadi pendiam padahal biasanya cerewet tak menentu.

Silvia mulai kehilangan selera makan, tapi tetap saja Gilang tak menyadari itu.

"Cie, yang makan berdua.. Gak ajak-ajak", Ilham datang menghampiri mereka.

"Aduh, ganggu eeh..", kata Gilang.

"Eh, tau deh yang pacaran ni tak suka diganggu, gue pergi deh...", kata Ilham.

"Eeeh, lo disini aja Ham, temani Gilang, gue mau pergi..", sela Silvi.

"Kemana yang?", tanya Gilang.

"Bentar aja..", jawab Silvi singkat.

Silvi langsung saja pergi meninggalkan Gilang dan Ilham.
Ilham yang keheranan pun bertanya pada Gilang, "eh, lo apain sih Silvia, bete ples jutek banget sama lo n gue.."

"Mana gue tau,, tadi sih gpp.. Karna lo dateng kayaknya", jawab Gilang.

"lo gimana sih, pacar lo kali gitu aja gatau, pakai dong insthink cowok lo", ujar Ilham.

"Iya deh ntar gue tanya.."

Tak lama kemudian, Silvia kembali dengan membawa novel. Kebiasaan Silvia bila bete dan badmood, dia langsung membaca novel atau komik.

"Novel baru?", tanya Ilham.

"Iya mungkin", jawab Silvia jutek.

"Kapan belinya yang? Gak ajak-ajak aku ni? Katanya kalo mau ke Gramedia sama aku??", tanya Gilang bertubi-tubi.

"Ini novel aku beli dua bulan yang lalu sama Gisya", Silvia masih jutek.

"Kamu kenapa??", tanya Gilang.

"Gpp kok", jawab Silvia berbohong.

"Eh, gue gak ikut-ikutan", kata Ilham sambil pergi mengambil jus.

"Serius ni, kenapa kok jutek?", tanya Gilang lagi.

"Hmm..."

"Bilang dong, jangan buat aku penasaran, ada yang salah sama aku??", lanjut Gilang.

"Okedeh, coba kamu pikir, kalo kamu aku sandingkan dengan mantan aku mau gak?", Silvia balik bertanya.

"Yaah, gamau lah.. Emangnya kamu mau balikan sama mantan kamu sampai-sampai kamu banding-bandingin..", Gilang heran.

"Itu yang aku rasain.. Aku ngerasa gak ada apa-apanya.. Aku tau kita baru, tapi gak mesti juga aku tanya sama Amel itu tentang kamu, lama-lama aku juga tau sendiri..", Silvia sedikit emosi.

"Yaelah yang.. Gara-gara itu.. Kirain kenapa.. Maaf deh, sekali aja ini. Gak akan aku ulangi.. Maaf yaa..", Gilang memohon maaf.

"Iyaa gpp, janji yaa, tepatin tuh, kalo gak hutang puasa tuh..", tutur Silvia.

"Iyaa Silvia ku.."

Mendengar kata-kata Gilang, senyum manis Silvia muncul kembali. Selama mereka pacaran, memang tak pernah ada masalah, sekali ada masalah cepat mereka selesaikan. Karena mereka berharap hubungan mereka langgeng. Bahkan, mereka berencana di kelas 2 mereka ingin 1 kelas.

"Hei, belum pulang ni?", tanya Gisya.

"engga Sya, ni udah pulang, udah di rumah pun", jawab Silvia.

"Heee, yang bener aja", bantah Gisya.

"Namanya juga masih di sekolah, yaa belum pulang lah Sya", jawab Gilang melanjutkan.

"Eeeh, habis makan ni kalian bertiga?? Gak ajak-ajak eeh..", celetuk Gisya.

"Eh, mereka berdua tuh yang makan gak ajak-ajak, gue cuma kesini beli jus, gataunya ada mereka", kata Ilham.

Gilang dan Silvia hanya diam.

"Iih, orang ni sok sweet kali yaa, makan berdua, gak ajak-ajak, mejanya nomor 16, PJ udah 1 bulan gak dapat-dapat", oceh Gisya.

"Iyaa yaa..", kata Ilham mengiyakan ocehan Gisya.

"Udahlah, pulang lagi.. Sil pulang sama aku kan? ayuklah.. Tinggalkan orang tak jelas ni", kata Gilang agak kesal.

"Hahahaha .. Yuk.. Babaaayy... Semuaa..", kata Silvia.

"Haiyalah", kata Gisya dan Ilham hampir serentak.

Gilang dan Silvia pun pulang, meninggalkan Gisya dan Ilham.

-------

Saat di sekolah, Silvia terlihat sibuk dengan berbagai urusan. Tugas Osis, tugas Majalah Sekolah, bahkan tugas-tugas lainnya yang menurut teman-temannya tak penting.

"Tumben gak sama Gilang..", tanya Gisya.

"Hahiyaa, siapa pacar lo Sil??", tanya Asmara.

"As, kan udah gue bilang, pacar gue anak X.F", jawab Silvia.

"Ehiya gue lupa, yang tingginya sederajat lo kan?", canda Asmara.

"Jangan dibilang-bilang juga As, hahahaha", kata Gisya.

"Hahahaha", Silvia hanya tertawa kecil.

"Mana dia?? Biasanya selalu bersama, yang jalan keliling sekolah sampai dapat anak kecil, yang selalu makan dikantin meja 16, yang ke kantor guru, yang....", oceh Gisya.

"Stooop!!!", potong Silvia.

"Dia ada tugas bahasa banyak banget sekaligus seleksi pemain sepakbola, mana mungkin gue ganggu", Silvia melanjutkan.

"Eh, kenapa gak lo bantu tugas bahasa dia, kan lo jago tuh..?", tanya Asmara.

"Lo bisa liatkan, tugas gue juga banyak, gue sih mau-mau aja ngebantu dia, tapi ntar tugas gue gimana..", jawab Silvia.

-------

Seminggu sudah Gilang dan Silvia disibukan dengan tugas sekolahnya masing-masing. Sehingga mereka tak bisa lagi berkomunikasi erat. Silvia pun mulai berpikir, selama seminggu itu apa Gilang tidak mempunyai waktu senggang, sedangkan dirinya cukup memiliki waktu senggang. Di sekolah pun, mereka jarang sekali bertemu, walaupun jarak kelas X.B dan X.F hanya 15 langkah.

"Eh, Sil, siapa pacar lo sekarang??", tanya Asmara.

"Ampun deh As, pacar gue tetap anak X.F itulah, gimana sih lo", jawab Silvia.

"Hah? Masak? Udah seminggu lo sama dia gak barengan, gue pikir udah putus.", kata Asmara santai.

"Jangan doain gitu dong, gue sama dia masih lanjut kali, doain langgeng gitu kek", Silvia menggerutu.

"Eh, gue liat dia tuh gak setia sama lo, emang ada cowok yang selama seminggu ngebiarin ceweknya gak ada ngasi kabar??", kata-kata Asmara menakuti Silvia.

"Mending lo cari cowok yang baru, cari yang lain buat cadangan..", lanjut Asmara.

"Eh, enggak ah, gue tuh masih percaya sama dia, toh gue masih bisa lihat dia di sekolah baik-baik aja", jawab Silvia.

"Lo sok sok eeh", Gisya tiba-tiba datang dan mengejutkan Silvia.

"Sial, lo buat gue terkejut", kata Silvia mengelus dada.

"Iyaa, tiba si Gilang ada cewek lain, lo pasti nangis-nangis Sil", ejek Asmara.

"Ntahlah, gue jalani aja, pusing gue, lo berdua buat gue parno.. Sial banget gue", kata Silvia yang lanjut pergi ke perpustakaan.

Di perpustakaan Silvia membaca buku kumpulan cerpen. Tapi tampaknya ia tak berkonsentrasi, pikirannya terbayang apa yang dikatakan Asmara tadi.

"Sudahlah, itukan cuma Asmara yang bilang, toh Gilang gak gitu", batin Silvia.

--------

"Kriiiiiing....... Kriiiiiiingg.......", bel pulang pun berbunyi.

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas dan ketempat parkir untuk mengambil motornya masing-masing.

"Hoi, Sil...", tegur Dico.

"Heiya.. Apa?", tanya Silvia.

"Apa kabar lo?? Gak pulang sama Gilang??", Dico balik bertanya.

"Gue sih baik-baik aja, tapi hati gue agak gatau gimana hahahahaa.. Gue sih pulang sama Mama, gue mau shopping trus ke salon", jawab Silvia.

"Eh, katanya udah seminggu lebih gak komunikasi sama dia?? Kenapa ni?? Ada masalah??", tanya Dico.

"Lo tau dari mana?? Dia cerita sama lo??", Silvia malah balik bertanya.

"Engga tadi gue ketemu Gisya, dia yang bilang.. Ada apa diantara kalian berdua??", tanya Dico lagi.

"Gpp kok, dia kan lagi sibuk, lagian gue gamau trus-trusan diantar dia pulang, toh gue gamau juga jadi alasan untuk dia telat pulang dan gak latian sepakbola..", jawab Silvia.

"Heeey, lo tuh cewek yang baik yaa.. Hahaha", kata-kata Dico sedikit meledek.

"Eh, udah yaa, gue udah dijemput.. Babaay..", ucap Silvia sambil menaiki mobil silver orangtuanya.

"Haaiyaa, daah.. Titi DJ", balas Dico.

-------

"Eh, apa katanya??", tiba-tiba saja Gilang menghampiri Dico di parkiran.

"Lo belum pulang??", tanya Dico balik.

"Gue serius apa yang lo tanya ke pacar gue??", tanya Gilang sedikit emosi.

"Tenang bro, gue tadi cuma dikasi tau Gisya, katanya lo sama Silvia lost contact selama seminggu.", jawab Dico menenangkan.

"Oh itu, emang iya sih", kata Gilang sedikit santai.

"Emangnya kenapa gitu?? Denger-denger dia SMS-in lo, gak lo bales", kata Dico.

"Bukannya gitu,.. Lo tau kan bentar lagi ujian, entar dia ke ganggu lagi, mending diem dulu, selesai ujian, lo liat aja.. Haahahahaha", kata Gilang sambil tertawa.

"Yalah", kata Dico sambil memakai helm.

-------

"Ziiiiinnngggg......", bunyi handphone Gilang.

Email pemberitahuan dari facebook, yang isinya Silvia Putri, Amelia Cahaya, Ilham Hardi dan 72 teman lainnya mengirimkan foto, status dan tautan.

"Yaelah, isi email gue FB aja.. Ntar deh gue liat", gerutu Gilang.

Gilang pun membuka link fb yang ada di email tersebut, Gilang terkejut ternyata mantannya Amelia Cahaya mengunggah foto, jauh berbeda, Amel terlihat lebih cantik. Gilang terus memandang foto tersebut, tetapi dia memikirkan Silvia juga.
Perasaan Gilang yang dulu sepertinya telah kembali, ia bingung harus berucap kata apa pada Silvia.
Di hati Gilang kini ada dua wanita, namun sulit untuk dia memilih, karena Amel mungkin tak ingin kembali padanya, dan Silvia yang kini menjadi pacarnya, sulit untuk dilepas.

Akhirnya Gilang memilih sembunyi-sembunyi untuk menghubungi Amelia kembali. Dan membiarkan Silvia sendiri. Hati Gilang mungkin sedikit tak enak, rasa bersalah mungkin terus-terusan berada dalam dirinya. Secara tidak langsung Gilang sudah menduakan Silvia, tapi hatinya pun tak bisa ia kendalikan.




-bersambung-
@FaridaAisyahS



Selasa, 11 Juni 2013

"KENYATAAN"

Pojok hari ini
Dian hati cerlang gemerlang
Muntahkan segala kalutnya
Yang pahit,
Nyeri,
Risih,
Anyir
Di dalam hidup ini
Dian hati cerlang gemerlang
Bentakkan kehidupan
Yang hilang,
Timang,
Bindang,
Kelang
Telah nyata rasa
Kembali harapan terakar
Kendali dalam gairah
Yang gerang,
Gamblang,
Terang,
Benderang



Malang, 12 Oktober '86

Wahyudi Didik S

Minggu, 09 Juni 2013

"TAK SEJALAN" -part. 1-

* ADA CINTA.. *



Jarum jam menunjukan pukul 6.30, waktunya untuk silvia pergi ke sekolah karena hari ini hari terpenting untuk dia dan teman-teman sekelasnya. Hari ini, hari Jum'at dan setiap sekolah pasti mengadakan acara ImTaq, kali ini giliran kelas Silvia. Silvia mendapatkan tugas menjadi pembawa acara bersama Ica, karena mereka sedikit mirip dan tingginya pun sama, sehingga mereka berdua dipilih sebagai pembawa acara.

"Duh, Sil.. Deg deg an nii.. Nanti kamu deluan deh yang baca yaa..", kata Ica.

"Yaa ampuun.. Pliz deh Ca.. Gausah segitunya, kan kita berdua", ujar Silvia.

"Iyaa tapi deg deg an tau, gak biasa ni, klo kamu kan sering di depan umum.. ", lanjut Ica.

"Iya iyaa aku bakalan bantuin kamu kok, kita santai, relax gitu, jgn deg deg an muluk, klo perlu minum white coffe.. Haha", kata Silvia sambil bercanda.

"Gausah ngada ngada deh, ntar lagi bel tau", kata Ica gugup.

"Okelah kita keruangan persiapan aja deh, yuk", ajak Silvia.

"Iyaa oke, yuk", balas Ica.

Bel pun berbunyi, waktu yang ditunggu untuk penampilan kelas mereka pun tiba. Banyak sekali yang ingin ditampilkan oleh teman-teman sekelas Silvia, diantaranya Kultum atau ceramah agama, iptek, nasyid, duet, dan tentunya selalu ada kuis. Disetiap penampilan semuanya berharap sukses, tidak memperpanjang atau memperpendek durasi. Namun yang paling penting, mereka semua ingin melebihi penampilan kelas-kelas lain.

Saat acara berlangsung, tampak Gilang memperhatikan Silvia dan Ica. Dia bertanya-tanya siapa sih pembawa acara itu. Gilang pun bertanya-tanya pada teman sekelasnya Dico yang kemungkinan kenal salah satu dari mereka.

"Dic, siapa sih yang sebelah kanan itu?", tanya Gilang.

"Yang mana ni? Bingung kali.", jawab Dico.

"Gila lo, gitu doang bingung, liat tu sisi kanan sisi kiri, masih aja bingung", ujar Gilang keheranan.

"Gini aja deh, biar gampang yang pakai kacamata itu namanya Silvia sebelahnya gue kagak tau", kata Dico.

"Haiya deh", jawab Gilang.

"Gue sih kenal sama Silvia, dia dulu satu ekskul sama gue", tambah Dico.

"Serius lo? Lo kenal banget sm Silvia?", tanya Gilang.

"Iya deh sumpah. Lo naksir dia?", Dico balik tanya.

"Lo bantuin aja gue ya, gue penasaran sama tuh anak", jawab Gilang santai.

"Oke, lo cari aja FB nya Silvia Putri pasti ntar dapet juga," kata Dico.

"Yalah, ntar gue add dia. Tapi serius lo bantu", kata Gilang mendesak.

"Aman itu", kata Dico santai.

Acara ImTaq itu pun usai, semua teman sekelas Silvia bergembira karena banyak guru yang memuji penampilan mereka, terutama penampilan nasyid. Nasyid yang mereka tampilkan itu adalah neo shalawat, terdapat 7 bahasa. Beberapa guru meminta semuanya untuk terus melatih bakat-bakat tersebut agar bisa lebih baik lagi.

Saat pulang sekolah, Gilang sibuk mencari hpnya dan langsung membuka FB mencari-cari nama Silvia Putri. Tak berapa lama kemudian, muncul beberapa nama Silvia Putri. Tetapi Gilang tahu yang mana Silvia karena di FBnya, Silvia mencantumkan nama sekolah. Akun FB itupun langsung saja Gilang add, dan tak berapa lama kemudian langsung di konfirmasi oleh Silvia.
Sekejap saja Gilang langsung mengirim pesan, pastilah Silvia lagi online karena friend request langsung di confirm.

"Thanks dah confirm ya", kata Gilang ramah.

"Iya.. Sama-sama", jawab Silvia.

Dengan tersenyum bangga Gilang melanjutkan chatting tersebut.

"Anak SMAN2 ya?", tanya Gilang.

"Iya, kamu juga ya?", jawab Silvia ramah.

"Ya.. Kelas berapa ya kok aku gak pernah lihat", kata Gilang sedikit berbohong.

"Aku baru kelas 1, kelas X.B, aku yang jadi protokol ImTaq kemarin, kamu kelas berapa?", kata Silvia.

"aku juga kelas 1, tepatnya aku kelas X.F", ujar Gilang.

"Kok gak mirip ya kemarin sama foto FBnya?", tanya Gilang.

"Iya itu karna gak pakai kacamata", jawab Silvia singkat.

Begitulah perkenalan antara Silvia dengan Gilang. Esok harinya Dico menyapa Silvia, dan sering tersenyum ramah dengan Silvia. Silvia keheranan namun dia anggap hal itu biasa, tapi Silvia semakin heran karena Dico meminta nomor handphone Silvia. Silvia yang simple dengan semua keadaan langsung memberikan nomor handphonenya pada Dico tanpa berpikir ulang. Dalam hati Silvia biasa saja namanya juga teman mungkin butuh kabar-kabar karena Dico dan Silvia anggota Osis sekolah.

Sorenya ada SMS masuk di hp Silvia. Nomornya asing dan tidak tersimpan dikontak, mungkin orang iseng. Tapi waktu itu, Silvia membalas SMS tersebut. Memang aneh, hal yang dilakukan Silvia, membalas SMS orang iseng biasanya Silvia tak mau membalasnya. Mungkin akibat dari Dico yang bertanya nomor handphone.

"Ngapain lo Sil? Tampang lo kok heran gitu", tanya Esty teman Silvia yang kebetulan datang kerumah Silvia untuk belajar.

"Engga kok gak papa, cuma ada orang iseng yang SMS, mungkin sih Dico. Soalnya dia tadi tanya nomor hpku", jawab Silvia.

"Eciee, di SMS Dico.. Hahaha seru nii..", ejek Esty.

"Apaan serunya.. Baca ni SMS, dia bilang dia temannya Dico", kata Silvia geram.

"Hahaha, ooh temannya nii.. Sil Sil.. Pdkt an ni yee..", ejek Esty lagi.

"Eh, aku curiga deh", ujar Silvia.

"Kenapa?", tanya Esty.

"Itu pas aku kasi nope aku ke Dico, kertas yang ada nomor aku tuh dipegang temannya, kalo gasalah sih nama anak itu Gilang. Kemarin aku kenal dia, dia add FB aku", kata Silvia bercerita.

"Acieee.. Silvia nii.. Aduuhh.. Di incer nii", kata Esty mengejek lagi.

"Eh, gue serius tau, jangan jangan dia yang sms gue ni. Tapi yaudahlah belajar lagi", kata Silvia sambil mengalihkan.

"Haha iyaa deh yang kasmaran pikiran curiga sana sini. Hahaha..", canda Esty.

Mereka pun melanjutkan belajar karena diminggu minggu ini banyak sekali ulangan. Silvia yang lumayan mengerti pelajaran matematika dan fisika sering diminta Esty untuk membantu Esty menyelesaikan soal-soal yang Esty tidak mengerti. Sementara itu hp Silvia selalu berdering, kali ini bukanlah SMS namun, pesan di FB. Tertulis dari Gilang Syaputra. Silvia niat menjawab karna penasaran, tapi tiba-tiba saja hp nya lowbath. Dengan terpaksa ia tunda menjawabnya.

Semakin sering chatting antara Silvia dengan Gilang. Dan semakin dalam perkenalan itu. Gilang pun semakin penasaran dan banyak pula yang dia tanyakan. Sementara Silvia yang memang cepat akrab dengan siapa saja hanya bisa menjawab ala kadarnya. Maklumlah, sekilas tentang Silvia yang jarang sekali mempunyai teman akrab cowok. Terlebih lagi Gilang baru dikenalnya kemarin. Mungkin Silvia sudah mengetahui Gilang, karena bagi Silvia tidak susah untuk mengenali seseorang lewat foto dan aslinya.

"Aku penasaran loh Silvia itu yang mana..", ujar Gilang berbohong lagi.

"Ya ampun.. Aku aja tau Gilang, masak Gilang gatau aku", jawab Silvia heran.

"Wow, aku diperhatikan ni. Hahaha", canda Gilang.

"Gimana aku gak tau, dikantin tadi kamu kan sama Dico, aku tau kamu karna disetiap seragam ada namanya", kata Silvia serius.

"Oiya yaa, hahaha. Okedeh aku tau Silvia yang mana, tapi aku masih penasaran aja", kata Gilang melanjutkan.

"Hahaha ya gitulah", kata Silvia.

Mereka terus saja chatting, tampaknya semakin lama semakin dekat. Banyak hal yang mereka bicarakan, mulai dari pelajaran, guru, bahkan sering bertanya apa yang dilakukan sekarang. Dan begitulah, setiap Gilang bertanya, Silvia hanya bisa menjawan seadanya. Silvia tak ingin terlalu dekat dengan cowok yang baru dia kenal ini, mungkin karena satu sekolah yang membuatnya sedikit ragu. Tapi itu semua hanya pikiran Silvia, kenyataannya semua biasa saja. Gilang hanyalah teman chatting, yang saat ini mampu untuk menghilangkan kesuntukan.

Semakin hari semakin dekat saja dan semakin akrab pula chattingan Silvia dan Gilang. Namun, di sekolah Silvia lebih akrab dan dekat denga Dico. Dico yang selalu menghampiri Silvia. Silvia mungkin heran tapi dia tahu, Dico mendekatinya karena kini Silvia akrab dengan Gilang di dunia maya.

Lama kelamaan, Dico pun menjadi keseringan bersama Silvia. Saat acara ekskul hari minggu pun Silvia bersama Dico terus. Dico mempunyai alasan untuk mendekati Silvia, yaitu untuk mengetahui apa-apa saja SMS dan chattingan Gilang. Begitu pula dengan Silvia yang ingin mengetahui siapa dan ada apa dengan Gilang. Mereka pun selalu berdua, dan karena Silvia penasaran, ia menyuruh Dico untuk membalas setiap SMS Gilang. Dan Dico pun berniat untuk ngisengin Gilang.

Berkali-kali Gilang heran membaca SMS yang dikirim Silvia. Kata-katanya terlalu frontal dan terkesan seperti bukan Silvia. Wajar saja SMS-SMS itu adalah SMS dari Dico yang ngerjain Gilang. Awalnya Gilang percaya itu Silvia tapi semakin lama Gilang semakin ragu. Dab akhirnya Dico dan Silvia mengaku telah ngerjain Gilang. Mereka berdua tertawa, sedangkan Gilang kebingungan sendiri. Gilang pun penasaran, kenapa Silvia jadi lebih dekat dengan Dico dan mengapa di hari minggu mereka berdua bersama.

Esoknya, saat istirahat Dico dan Gilang menghampiri Silvia. Silvia sudah menganggap hal ini biasa karena sekarang mereka bertiga akrab. Tapi di sekolah jauh terlihat lebih akrab antara Dico dan Silvia. Sehingga banyak gosip yang beredar bahwa Dico dan Silvia pacaran. Hal tersebut terang-terangan mereka bantah, terutama Dico karena dari awal Dico ingin membantu Gilang untuk dekat dengan Silvia. Lama-lama banyak teman sekelas Dico dan Gilang menghampiri mereka. Dan salah satunya Silvia kenal juga, namanya Ilham. Silvia mengenal Ilham ketika seleksi anggota Osis. Ilham yang doyan ngomong to the point langsung menceritakan kenapa Gilang akhir-akhir ini terus-terusan mengirimi SMS dan chat ke Silvia.

"Gini loh, maksud saya disini sebagai juru bicaranya Gilang yang malu-malu kalo didepan Silvia", kata Ilham.

"Apani maksudnya Ham. Gak ngerti gue..", Silvia bingung.

"Ceritanya gini, aku punya teman di kelas X.F namanya Gilang Syaputra. Dan sepertinya......", cerita Ilham terpotong oleh suara Gilang.

"Eh, gausah gitulah Ham. Gausah percaya yaa Sil. Ilham tuh ceritanya ngawur", kata Gilang gelagapan.

"Eh, lanjut ajalah Ham", kata Silvia penasaran.

"Gini kan, jadinya ada harapan gak untuk Gilang", lanjut Ilham.

"Hah? Apani Han? Gak ngerti.", tanya Silvia yang benar-benar bingung.

"Aduuh, intinya ada perasaan Gilang ke Silvia, jadi pelurunya itu ditangkap engga?? Ada harapan gak ni??", kata Ilham yang langsung tancap gas.

"Gataudeh bingung, masak kamu yang bilang Ham. Hahaha.. Udah deh aku mau ke kelas, udah bel", kata Silvia terburu-buru.

"Oke silahkan," kata Ilham.

Mendengar kata-kata Ilham tadi, Silvia senang dan senyum-senyum sendiri. Tapi dia sendiri juga heran, apa dia punya perasaan juga ke Gilang, mereka kan baru beberapa hari dekatnya. Mungkin perasaan suka itu bisa datang kapan saja walau dari perkenalan yang singkat.

Gisya teman dekat Silvia merasa aneh dengan tingkahlaku Silvia yang sekarang demen banget senyamsenyum sendiri. Gisya sendiri juga sering diceritakan oleh Silvia tentang siapa-siapa saja cowok yang mendekati Silvia. Namun, Gisya juga heran kenapa di sekolah Silvia akrab dengan Dico, sementara Silvia selalu bercerita dekat sama anak X.F yang namanya Gilang.

"Kenapa ni? Senyum aja, barusan ditembak ya?", tanya Gisya.

"Hahaha.. Entahlah Sya.", jawab Silvia.

"Cie, sama siapa? Dico apa Gilang?", tanya Gisya lagi.

"Apaan sih? Gak ada lagi. Malah Ilham yang bilang, katanya mewakili Gilang, bingung deh gue", jawab Silvia sebisanya.

"Yaampun, udah deh, kalo Gilang nembak terima aja, Gilang tuh keliatan lebih serius. Gue tuh sayang sama lo Sil, gue gamau ntar lo salah salah pilih orang, ntar lo kecewa." Ujar Gisya.

"Iya lah Gisya.. Tapi boroboro nembak, ngadap gue aja gak mau. Hahahaha...", kata Silvia.

"Gue tau lo tuh ada perasaan sama Gilang, dari balesan SMS dan Chattingan lo itu, gue tau. Makanya terima aja. Dia kayaknya tipe yang serius.", kata Gisya meyakinkan.

"Iya deh, gue coba ntar sekaligus ngeyakinin perasaan.", jawab Silvia.

Silvia mulai mencoba meyakinkan perasaannya. Karena sepertinya lampu hijau mulai terlihat. Walau sering kali keraguan itu muncul dia mencoba meyakinkan. Meyakinkan seyakin-yakinnya, itulah yang ia upayakan.

Saat pulang sekolah, Dico menghampiri Silvia. Ia mengajak Silvia untuk bertemu dengan Gilang, dengan alasan Gilang yang memanggil katanya mau mengajak untuk mengobrol. Langsung saja Silvia mengikuti Dico ketempat Gilang. Dan mereka berjalan ke tempat Dico hanya berdua, sehingga banyak yang melihat karena keadaan pulang sekolah yang sangat ramai.

"Kalian berdua pacaran ya?", tanya Lia teman ekskul Dico dan Silvia.

"Enggak ah", jawab Dico dan Silvia hampir serentak.

"Kok berdua terus ni? Ngaku deh", tanya Lia penasaran.

"Enggak enggak kami cuma berteman. Silvia dekat sama temen sekelas aku kok Lia..", kata Dico meyakinkan.

"Hah? Oiyadeh.", jawab Lia sambil tersenyum.

"Aneh-aneh ajaya", kata Silvia.

"Iya itulah, gosip ke gosip aja orang tu.", kata Dico.

"Kenapa? Kenapa??", tanya Gilang.

"Eh, gpp kok", jawab Silvia.

"Kenapa? Aku kepo.", Gilang penasaran karena ucapan Dico dan Silvia.

"Itu kata Lia anak X.E, aku sama Silvia pacaran, yaudah kami bantah karna emang gak pacaran", jawab Dico.

"Iya itulah, mentang-mentang cuma jalan dari sana ke sini berdua dibilang pacaran", tambah Silvia.

"Haha iya kalian cocok sih", kata Gilang ragu-ragu.

"Hah? Eh, apa ni ngajak kesini?", tanya Silvia.

"Tanyalah sama Dico, kan dia yang bawa Silvia ke sini", jawab Gilang.

"Tapi kau yang minta. Katanya mau ngobrol-ngobrol sama Silvia.", bantah Dico.

"Apani? Seriuslah? Mau ngobrol apa?", tanya Silvia yang mulai geram.

"Duduklah dulu", kata Dico.

Langsung saja Silvia duduk di samping Dico. Posisi Dico yang berada di tengah-tengah antara Gilang dan Silvia. Awalnya Dico meminta Silvia untuk duduk di tengah, di antara Gilang dan dirinya. Namun, Silvia menolak dengan alasan Silvia cewek yang kurang etis bila duduk diapit dua cowok. Mulailah mereka mengobrol. Dan Dico pun meninggalkan Silvia berdua bersama Gilang, dengan alasan mencari minuman di kantin.

Sementara itu Gilang dan Silvia bercerita-cerita, dan ternyata nasib mereka hampir sama. Malah mereka dua kali tinggal di kota yang sama yakni Medan dan Pekanbaru. Gilang dan Silvia pun tertawa penuh heran, karena teman SD Gilang adalah teman SMP Silvia. Mereka menertawakan nasib mereka yang hampir sama, karena mulai dari Kelas 2 SD sampai Kelas 2 SMP mereka berada di kota Medan tetapi mereka tak pernah berjumpa. Dan sekarang di SMA mereka 1 sekolah di Pekanbaru. Benar-benar kenyataan yang sulit dipercaya.

"Hahaha kok bisa yaa, Silvia ngikut-ngikut ni", ujar Gilang.

"Enak aja, Gilang gak yang ikut-ikut? Hahaha", kata Silvia.

Mereka berdua tertawa terus, dan menceritakan tentang teman-teman yang sama-sama mereka kenal sewaktu bersekolah di Medan. Tapi, Silvia semakin curiga karena Dico tak kembali.

"Kemana ni Dico sama temennya tadi, cari air aja lama", pikir Silvia.

"Udah pulang kali", jawab Gilang.

"Aduh, kalo udah pulang pasti lewat depan kita, toh kalo mau ke gerbang lewat sini", kata Silvia.

"Eh, iya iya, lewat kanting mungkin tuh", pikir Gilang.

"Eh, aku ambil tas dikelas ya, kayaknya dikelas udah gak ada orang, nanti dikunci malah gawat", ujar Silvia.

"Okeoke, ambil lah", kata Gilang.

Silvia pun ke kelas mengambil tas. Dan Silvia terkejut, ternyata Dico dan temannya duduk-duduk di depan kelas Silvia.

"Ooh, kalian disini ya. Bagus banget ninggalin kami berdua.", ungkap Silvia.

"Hahaha, gimana ni?? Udah banyak yang diobrolin? Kami kan gamau ganggu.", kata Dico.

"Yaa gitulah, kami menceritakan teman-teman di Medan.", jawab Silvia.

"Oooh gitu senang kali pasti si Gilang tuh yaa", pikir Dico.

"Udahlah yuk, ke sana tempat si Gilang, sendiri dia", ajak Silvia.

Mereka bertiga pun ke tempat Gilang. Dan Gilang terkejut ternyata Dico dan Gabriel temannya itu belum pulang.

"Gue kira kalian udah pulang, kalian di mana tadi?", tanya Gilang.

"Tadi kami ke kantin trus muter deh, jadinya kami duduk-duduk di depan kelas X.B", jelas Dico.

"Gila ni kalian, pikir udah pulang", kata Gilang.

"Mana mungkin pulang, jelas-jelas motor aku samping kalian", tegas Dico.

"Yaudah ni, pulang kita? Silvia pulang sama siapa? Mau kami anter?", tanya Dico.

"Boleh deh boleh, biar kalian tau rumah aku ya, biar sering nanti kalian main kerumahku.", jawab Silvia.

"Yaudah, aku sama Gabriel, Dico sama Silvia yaa", ujar Gilang.

"Engga, engga, aku sama Gabriel, kau yang sama Silvia.", tolak Dico.

"Emang kau tau dimana rumah Gabriel, udahlah kau sama Silvia", pinta Gilang.

"Meribut eh, udahlah terserah kalian aja", kata Silvia.

"Iya gitu aja, udah ayok Gab, ambil motor", ajak Gilang.

Dan akhirnya mereka pulang, Dico, Gilang dan Gabriel pun mengantar Silvia pulang ke rumahnya. Rumah Silvia tak begitu jauh dari sekolah. Disepanjang jalan, Silvia dan Dico terus bercerita. Dan sebenarnya Dico tak ingin membonceng Silvia karena gosip di sekolah, tapi kali ini tak mengapa karena sekolah sudah sepi hanya tinggal beberapa anak yang les. Silvia pun sebenarnya tak ingin pulang bersama mereka, hanya saja Silvia ingin menunjukkan rumahnya pada teman-teman yang telah akrab denganya.

Sesampainya di rumah, Silvia langsung mandi dan setelah itu meneparkan diri di atas kasur. Tak berapa lama hp Silvia berdering, ada SMS masuk dari Gilang yang isinya "pasti senang ni di bonceng Dico, mesra banget tadi sambil cerita-cerita"

Silvia pun membalas, "engga kok, biasa aja kan temenan, lagian cuma cerita gitu-gitu aja"

"Yakin tuh? Ada nyeritain aku gak?", tanya Gilang.

"Pede banget Gilang, hahaha kami cuma nyeritain gosip tentang kami dan gimana solusi untuk ngebuang gosip itu", jawab Silvia.

"Ooh kirain, gimana tuh solusinya? Jadiin gosip itu kenyataan ya?", tanya Gilang lagi.

"Eh, gila. Ya maksudnya kami jadi jaga jarak manalah mungkin jadiin nyata", jawab Silvia tegas.

"Kan mana tau aja untuk ngilanginnya dibuat sungguhan," ujar Gilang.

Beberapa hari kemudian, Dico dan Silvia pun jaga jarak. Hanya ketika membicarakan Gilang saja mereka dekat lagi. Sementara itu di SMS, Gilang semakin dekat dengan Silvia. Dan itu yang membuat Gilang perasaan mereka semakin dalam. Gilang pun semakin niat ingin mengutarakan perasaannya. Pada waktu yang ditentukan di hari Kamis, 16 Mei 2013 Gilang menyatakan perasaannya itu pada Silvia. Silvia yang ragu langsung menceritakan hal ini pada sahabatnya Gisya. Gisya menjawab, terima saja dia itu keliahatan serius.

Silvia tetap ragu, karena bila mereka pacaran pasti mereka putus. Tapi Gilang meyakinkan, Gilang berkata, "kita jalani aja dulu, sampai mana kita bisa, aku serius sayang sama kamu Sil, aku janji gak akan pernah ngecewain kamu."

Dengan meyakinkan perasaan sendiri, Silvia pun menjawab, "iya aku terima."

Dan mulai saat itu mereka jadian. Mereka berpacaran. Setiap hari mereka selalu bersama. Bahkan pulang sekolah pun, Gilang rela mengantarkan Silvia ke rumahnya.
Mereka seakan menjadi pasangan yang paling mantap di sekolah. Saat istirahat bersama, pulang sekolah bersama. Dan begitu seterusnya.





-bersambung-
@FaridaAisyahS



Sabtu, 25 Mei 2013

✽ Bunga-Bunga Kertas ✽


Bunga-bunga kertas
Mengelilingi penuh cinta
Ragam warna ditiap tangkai
Terlihat sederhana rupamu

Bunga-bunga kertas
Mekar tiap waktu
Mendampingi dua insan
Hanya bergoyang seakan bergembira

Bunga-bunga kertas
Perlambangan cinta indah
Setia iringi sepasang kekasih
Bersama beradu kasih

Bunga-bunga kertas
Sosok yang terabaikan
Namun setia menebar pesona

Bunga-bunga kertas
Akankah kau mengizinkan ku?
Memetikmu, menjadikanmu indah seri di hati

Bunga-bunga kertas
Relakah engkau?
Menjadi wujud cinta ku padanya
Menjadi saksi pernyataan cintanya



@FaridaAisyahS

Sabtu, 18 Mei 2013

Misteri "WOW"

"Anda terlihat tampan dengan potongan rambut seperti itu," puji seseorang yang duduk di samping Doni.

"Terimakasih, sudah sepantasnya saya seperti ini," jawab Doni.

"Apa pekerjaan Anda?" tanya orang itu.

"Saya hanyalah Direktur utama di suatu perusahaan ternama,"

"Wow, Anda hebat sekali"

"Ya, begitulah"

Seseorang di samping Doni, memujinya dan bertanya, tapi tampak Doni tak memperhatikannya.

"Inilah konser musik anakku," kata Doni.

"Wow fantastis, manakah anak Anda?" Tanya seseorang di samping Doni itu.

"Dia yang menjadi vokalis," jawab Doni.

"Wow"

Ya, orang di samping Doni yang berbicara dengan Doni namun tak saling pandang. Mungkin karena mata Doni tertuju pada konser, dan sepertinya orang itu juga begitu.

"Apakah Anda tidak takut?" Tanya orang itu lagi.

"Takut?" Doni bertanya balik.

"Ya, takut."

"Hmm.." Doni menghela napas.

"Takut bila perusahaan Anda bangkrut." Ungkap orang itu.

"Tentu saja tidak. Aku memiliki banyak investasi dan asuransi yang cukup besar. Dan itu dapat membiayai anakku sampai ia ingin mengambil S3," jelas Doni.

"Wow"

"Hmmm...."

Terus bertanya, dan Doni tak mengetahui apakah dia lelaki atau wanita. Suara merdu yang sulit untuk dibedakan. Lebih terdengar jelas suara musik dan lagu band itu.

"Bagaimana kehidupan Anda?" tanya orang itu.

"Kehidupanku?" tanya Doni.

"Ya, kehidupan Anda," tambah orang itu.

"Kehidupanku sangat bahagia, dengan istri yang cantik dan pintar memasak, serta anak yang berbakat musik," kata Doni.

"Wow"

"Ya, begitulah."

"Bagaimana dengan rumah Anda?"

"Rumahku cukup nyaman. Rumah sederhana bertingkat 2 dan ada garasi mobilnya," jawab Doni.

"Wow, sederhana sekali, ya!"

"Ya begitulah."

Entah bagaimana pun dia terus bertanya. Setiap jawaban Doni, dia selalu menyebutkan 'wow'. Dan tak tahu juga berapa kali dia menyebutkannya. Yang jelas, Doni sama sekali tak peduli.

Mata Doni terus tertuju pada konser, dan sepertinya seorang di sampingnya itu juga begitu. Dan setidaknya dia berhenti bertanya yang aneh-aneh pada Doni.

"Bagaimana dengan kendaraan Anda?" Orang itu bertanya lagi.

'Ups, ia bertanya lagi', batin Doni.

"Kendaraanku, honda jazz dan avanza. Honda jazz itu yang selalu istriku bawa untuk menjemput anakku dan pergi berbelanja," jawab Doni.

"Wow!"

"Hmmm..."

"Yaaa."

Mata Doni terus melihat konser, tak pernah menoleh orang di sebelahnya yang sering bertanya bagaikan wartawan ini. Perasaan Doni pun mengatakan dia juga tak pernah menoleh ke arahnya sejak pujian tentang rambutnya, matanya juga melihat konser itu. Tetapi disetiap pertanyaannya Doni merasakan bahwa dia seorang wanita. Suara merdu wanita semakin jelas, Doni hanya menjawabnya dan menikmati konser musik itu.

"Berapakah gaji Anda?" Orang itu kembali bertanya.

"Gajiku?" Doni balik bertanya.

"Iya, tentu saja."

"Hanya sekitar 500juta perbulan," jawab Doni dengan santai.

"Wow!!"

"Yaa"

Yah, itu 'wow' yang sekian kalinya.

Dan sekarang Doni tak mampu untuk menahan kepalanya lagi. Akhirnya Doni menoleh, dan ternyata seorang wanita yang cantik. Doni tersenyum padanya, bertepatan dengan berakhirnya konser.

"Beb, banyak banget sih, kata waw nya?" kata Doni.

"Itu karna kamu terlalu banyak mengkhayal, hati-hati aja ntar jatuhnya sakit," kata orang itu yang ternyata pacar Doni.

"Hahahaha" Doni tertawa.

"Pulang, yuk!" Ajak pacarnya.

Doni menggandeng pacarnya dan segera keluar dari tempat konser itu. Tak disangka anak band yang menjadi vokalis itu berjalan mendatangi kedua orangtuanya, melewati Doni dan pacarnya, si penanya itu.

"Anak kita gitu juga gak ya nanti?" kata Doni.

"Semoga aja," kata sang pacar.

Doni dan pacarnya pulang dengan senyuman yang indah di bibir mereka. Dengan khayalan yang tak disangka-sangka, yang membuat mereka memikirkan jauh ke depan.

"Dan.... ," kata Doni.

"Dan apa?," tanya pacarnya.

"Dan kita jalani aja sampai mana," jawab Doni.

"Ya, jalan di depan masih panjang, dan kita harus segera sampai rumah," tambah pacar Doni.

"Ya.. Beb!"


 ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​  ‎​​​​‎​​​​ -tamat-


@FaridaAisyahS

Kamis, 09 Mei 2013

X.2 tercinta :)

Gak terasa udah hampir setahun kita bersama, :) ini komentar ku tentang kalian, teman2ku seperjuangan :) semoga kita sekelas lagi, kita kan kompak, (y). Kita ini istimewa:)


1. Abdul Rahman M.K : cowok tertinggi di kelas, yg pintar bahasa Inggris dan debat, dia Pak Lurah Paskibra ._.

2. Afifa : namanya singkat, tapi mau dibalik namanya sama aja afifa juga :D, terpesona sama dia pas nyanyi "someone like you". Dia orangnya gokil dan slalu buat ketawa. Partner journalist :D

3. Anisa Putri : orangnya kreative, paling bisa menghias-hias, gak tau kenapa dia harus dipanggil YoAn ._.

4. Asmarliana Dewi : ini ni, orang dari Karimun yg gaul abis.. =D baik dan suka kali bercanda haha lucunya kalau dia bicara bahasa melayu :D

5. Astriayana P : ._. Gatau sih gimana dia, tpi dia baik kok :D

6. Azafadilah : ini -_- banyak yang bilang aku sama dia soulmate atau kembaran pas difoto -_- haha, orangnya baik tapi melasak sikit

7. Bagus Adrian Habibi : hahaha namanya bagus kali loh, terpesona sama suaranya pas baca al-qur'an , dia juga gokil tapi terkesan dingin wkwk, dia wakil ketua kelas ._.

8. Bella Oktaviany : Bella itu orangnya baik, katanya sih orang melayu, tapi kataku mirip sama amoy ._. alias orang cina.. Hehe aku suka sama komentar dia yang pedas-pedas dan gaya cerewetnya(peace)

9. Billa Dinna : lucu dan gokil kalau cerita, pernah dia cerita sampai2 aku bayang-bayangkan x_x haha

10. Dilla Indah W : namanya panjang kali lah "Raden Dilla Indah Wahyuninggrum Soraya" -_- dia gokil kali =)) aku manggilnya mamak, :D dia tuh sesuatu =D serba semua sama dia haha, mamak aku ._. Paling lawak waktu dia bilang "onthefloor"

11. Desy Nurmala Sari : dia dancer loh, paling enak pinjam hpnya buat main onet wkwk

12. Defi Rizki A. Daulay : orang yg super sibuk dengan apa yg dikerjakan, ntah apa tiba-tiba galau dan panik -,,- oiya dia anak PSp, Rohul ._.

13. Dinda Sari Andolina : orang yg apa adanya, :D rumahnya pas didepan sekolah, dia kalo foto gayanya biasa aja tapi keren loh, see her pict =D

14. Endro Suprianto : dulunya aku sering salah manggil dia Iqbal -_- haha tapi lama2 enggak kok wkwk

15. Erma Yunita : dia tuh baik :D tapi gimana yaa, (ya gitulah) dia langgeng sama pacarnya cuma sayang beda skolah

16. Farida Aisyah : orang yang sedang berkomentar "........" *isisendiriajantar*

17. Fathonah Nuraini : nii orang Jerman, lahirnya aja di Hamburg =D *waw* aku sering manggil dia Mbak krna dua tahun lebih tua ._. *eh gak maksud blg mbak tua ya* pacarnya orang luar negeri semua -,-

18. Fitra Sandi : dulunya sering dipanggil Fitri gara2 namanya salah tinta merah ._. Dia baik, dan gokil kalo ketawa serem lah (peace)

19. Gabriella Veni Ezra : panggilannya Geby, trus kalo bahasa arab sukanya bilang ilalliqo' ._. Dia tuh jago jago deh :D hehe

20. Haidi Hardiman : pernah menjadi bagian dari X.2, aku manggilnya ketua, karna dia ketua mading, tpi dia udah pindah jaoh, dan gak dicarinya penggantinya x_x *mati* Dia anak WOLES =D hahaha

21. Hilda Alphia : soulmate nya si defi daulay, orang paling suka nyerondokin hp dia haha *kasian* -_-

22. Joel Pranata : dia baik, halus kali ngomongnya , dan jarang kedengeran kalo bersuara :D dia kalo diajak cerita asik asik aja

23. M. Fathur FS : anak ni sebenernya baik, tapi terkadang aneh2 yg dibuatnya, sampai2 aku ketawa (kadang sih) contohnya pas ikutin bu Tiur "archaekum assalamu'alaikum" x_x , oiya dia anak Rohis (y)

24. M. Fahri Ramadhansyah : ini wakil pak lurah paskibra, orangnya asik, karna sering bilang 'belatung','batok' dan entah apaapa lagi =D aneh ya?

25. M. Iqbal : ni lah orang yg aku keleruin, ketukar aja namanya sm Endro hahaha *maap yaak* tapi sekarang enggak lagi kok. Cuma aku manggilnya iqbaale hahaha

26. M. Ridho Eranda : dia ni disuruh jadi ketua mading gak mau x_x , dia baik juga, kalo diajak cerita nyambung2 aja :D

27. M. Syafda Al-fayyed : ketua kelas X.2 pacarnya Yola Miza Tamara (yg susah dipisahkan, duduknya berdua._.) *eh* dia suaranya bagus pas baca syair, sampai2 aku merinding, dia juga Danton Paskibra Terbaik, dia juga Dirjen PaDus Terbaik SMANDA =D hahaha

28. Murni Cahya : terkadang aku manggilnya MakMur (mamak murni) soalnya suka kali merepet tapi buat ketawa haha =D

29. Nanda Prayoga : orangnya lawak kali =D, dia tuh kalo rajin, pintar loh ._. *ngiri*

30. Nesha Putri Irsanty : ni dia teman sebangku slalu :D haha orangnya gokil habis, sampai2 perlu di service, dia tuh bendahara terpercaya loh. *contoh nee* =D hahaha

31. Norita Kurota Ayunin : ni yg sering ku panggil MakNor (mamak norita), orangnya gokil kali, tapi sekali cerewet tak ada yg bisa lawan haha =D , dia suka kali sama kuku panjang aku-_- malah ngajak tukeran kuku *nah?loh?* sampai2 untuk potong kuku, aku harus sms dia ._. Mintak izin.

32. Ramadhani Safani : kata Anisa dia itu uni ._. Haha orangnya kecil2 cabe rawit loh, aku suka pas dia nyanyi lagu laskar pelangi, suaranya merdu :D kalo bisa di sewa, aku sewa deh suaranya *eeeh*

33. Ririn Pratiwi : orangnya putih, cantik, manis, imut2 *ngiri* =D hahaha trus baik lagi :D, pak anizar manggil dia "rin-rin" -_-

34. Romianna Laurensia : kata dia cuma aku yg bisa nulis namanya -_- dia tuh kalo debat cerewet kali, katanya2 kadang boros, dan aku gak ngerti :| aku benci kalo dia dipuji guru *saingan!!* dia juga orangnya gak sopan-,-

35. Sindhy Eysha Santoso : hahah orangnya tuh bodynya pas, tapi sering kali dia bilang dirinya kegendutan x_x yaelaaah..... Dia tetangganya Xalia

36. Sherina Putri : udah 2 tahun jadi temen sekelas :D hahaha , anak2 kelas dan guru kadang manggilnya Sherina Munaf =D. Sherina orgnya baik, kalem, adem, ayem ._. Hehe

37. T. Mega Swastika : mega ni =D terkadang frontal loh hahaha, tpi orangnya baik, terkadang dermawan krna selalu berbagi makanan :D pak anizar manggil dia T. MegaWat =D

38. Triyuni Novaria Saragi : ini orang medan !! Horas =D, bataknya kelihatan banget, aku suka kalo dia debat, tpi sering kali gak konsentrasi, orangnya ceroboh sama kayak aku, hpnya aja lupa dia letak dimana oalah ._.

39. Xalia Yasifa : sering dipanggil Echa._. Karna untuk bilang Xalia lidah agak keluh haha , ini juga udah 2 tahun jadi teman 1 kelas :D, orangnya baik kok, rajin menabung wkwk, dirumahnya ada salon ._. Tetangganya Sindhy ._. dia pengusaha tatto =))

40. Yola Miza Tamara : aku manggilnya mbak yola al-fayyed =D soalnya ini kekasihnya syafda al-fayyed, atau gak nyonya ketua kelas ._. Haha. Kemarin buku sejarahnya aku buat nama Yola Miza Al-fayyed ._. Maaf yaa mbak yola..


Untuk semuanya maaf yaa, bukan menyinggung, tapi aku sayang kalian semua, kalau bisa kita jangan berpisah ({})

Selasa, 30 April 2013

* Musyawarah Jama'ah Tikus *

Sekelompok tikus sedang beristirahat, bersantai-santai dibawah pohon yang rindang. Mereka baru saja selamat dari kejaran kucing. Satu ekor diantara mereka melihat kucing sedang mengendap-endap dibalik semak-semak yang kehijauan semakin mendekat hendak menerkam, tikus yang melihat keadaan itu memberi tahu teman-temannya dan mereka berlarian menyelamatkan diri, tiba-tiba mereka telah berkumpul dibawah pohon kayu rindang.
Setelah keadaan aman dan telah beristirahat, seekor tikus berkata: alangkah baiknya kalau kita musyawarahkan sekarang bagaimana menghindari kejahatan kucing. Musyawarah pun dimulai, usulan berdatangan, ada yang mengusul supaya pindah saja dari tempat itu ke tempat yang jauh dari kucing, ada yang mengusul supaya lebih berhati-hati saja dan ada yang nengusul supaya digantungkan saja lonceng dileher kucing itu sehingga apabila ia datang, dari jauh sudah kedengaran, dan kita bisa sembunyi dengan cepat.
Semua peserta menyambut positif usulan itu dan mereka berpikir inilah jalan keselamatan mereka. Tiba-tiba seekor tikus tua berkata: "ide itu bagus tapi siapakah yang berani menggantungkan lonceng dileher kucing itu?" Semuanya terdiam, ternyata tidak ada yang berani. Rapat pun bubar tanpa hasil.


Berkatalah orang bijak:Teori yang bagus dan mudah dilaksanakan lahir dari pikiran cerdas dan bijaksana, teori yang bagus tapi tak bisa dilaksanakan hanya khayalan dari orang yang tak bijaksana. :) :) :)

Sabtu, 20 April 2013

Just 4 U

Cinta. Misteri dalam diriku yang tak pernah ku ketahui kapan datangnya dan entah kapan ia pergi dariku. Perasaan yang ntah mengapa hadir dalam hidupku. Ku menyukainya tanpa ada alasan, rasa itu ada dengan sendirinya. Cinta pada sesosok yang ku anggap sebagai penerang hidupku, yang harusnya cinta itu tak tepat. Tapi ntah mengapa rasa itu semakin kuat, semakin jelas ketika ku berada dihadapnya, melihat matanya, berbincang dengannya. Ntah bagaimana caranya untuk merahasiakan semua itu yang harus tersimpan di depanmu. Semua tentangmu selalu ada dalam gerakku, kebetulan atau karna ku sengaja. Semua itu membuatku terluka dengan sendirinya, jujur ataupun menyembunyikan rasa itu sudah tak sanggup lagi. Mungkin inilah cinta pertama yang kurasakan sendiri. Yang datang saat pertama melihatmu, dan tak kuketahui kapan perginya.
Jika suatu saat kau mengerti ini, ku sampaikan atau mengetahui sendiri, ku harap kau takkan menjauh, terpaksa menyukaiku atau berpura tak tahu.

Untukmu orang yang ku suka :
13 Huruf, 2 Kata, Awal 19 - 4.


*19April2013*

Kamis, 18 April 2013

Nyfara Salsabila Siregar


Wajahmu membuatku menangis
Menangis karena terharu
Dirimu yang mungil kecil tak berdaya
Tersimpan kekuatan yang nyata
Melawan rasa sakit yang diderita
Bertahan walau hanya sesaat
Menangis bila sudah tak kuasa
Tertawa bila sudah menghilang

Senyummu membangkitkan semangat
Walau kini kau tlah pergi
Pergi jauh meninggalkan kami
Hanya senyum indah yang terkenang
Senyum yang membuatku semangat

Kau adalah yang terindah
Layaknya bidadari surga
Simpanlah senyum indah itu disana
Dan kibarkanlah rasa bahagia

Untukmu bidadariku, Nyfara
Yang slalu terkenang dihati



@FaridaAisyahS

Minggu, 14 April 2013

Cinta Pertama

Sekali-sekali.
Kamu ada di pikiran ku.
Aku berpikir tentang hari-hari yang kita punya.
Dan aku bermimpi semua kan kembali padaku.
Andai kau tahu.
Tak ada yang terjadi di hatiku.
Sama seperti kenangan bersamamu.
Aku menginginkanmu disini.
Sekali lagi.
Kau kan selalu ada.
Dan kau harus tahu.
Bagaimana ku berharap, aku tak dapat membiarkanmu pergi.
Datanglah ke hidupku lagi.
Jangan katakan tidak.
Kau kan selalu satu dalam hidupku.
Jika benar, aku percaya aku tak pernah dapat menemukan,
Seseorang seperti dirimu.
Cinta pertamaku.

Selasa, 19 Maret 2013

Mahasiswa vs Dosen

Suatu saat disebuah ruangan kuliah terjadi percapakan sebagai berikut...

Profesor:"Apakah Tuhan menciptakan segala yg ada?"

Seorang mahasiswa:"Betul, Dia yg menciptakan semuanya"

"Tuhan menciptakan semuanya?" tanya profesor sekali lagi

"Ya pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan..."

Mahasiswa itu terdiam & tidak bisa menjawab hipotesis profesor tersebut.

Mahasiswa lain berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu ?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa : "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu ? Tentu saja dingin itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu-460F adalah ketiadaan panas sama sekali & semua partikel menjadi diam & tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin utk mendeskripsikan ketiadaan panas...."

 Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada ?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.

Kita bisa menggunakan prisma Newton untukmemecahkan cahaya menjadi beberapa warna & mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tak bisa mengukur gelap.

Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.

Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya..."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja !"

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu TIDAK ADA... Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan....

Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yg dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan....

Tuhan tak menciptakan kejahatan...

Kejahatan adalah hasil dari TIDAK ADA-nya Tuhan dihati manusia...."

Profesor itu terdiam....

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein...

Beginilah Mereka Menghancurkan Kita, Lalu Bagaimana Sikap Kita…???

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.

Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!”

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya.

“Paham Bu Guru....” jawab murid-murid.

“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan.

“Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?”

Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

***

Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:

“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…???

Jumat, 08 Februari 2013

Rahasia "Hati"


Ku lukis saat ini
Saat kau tak melihatku
Ku tulis saat ini
Saat kau tak membacaku
Ku rangkai nada saat ini
Saat kau tak menjadikanku melodi

Engkau adalah yang terlukis
Yang tertulis dan yang terangkai
Engkau adalah yang terindah
Yang terkenang dan yang termerdu

Kau membuat ku jatuh
Jatuh mencinta, merindu dan menyayang
Kau membuat ku hilang
Hilang jiwa, akal dan fokus

Kau ada dalam segala hal
Terlihat, terdengar, terucap, terpikir
Inginku menghentikannya
Namun, hati ini, rasa ini
dan air mata mencegahku
Menghentikan langkahku

Aku terbelenggu cinta
Terpaku hampa, rapuh
Hancur terluka perih
Akankah?
Akankah kau melihatku?
Membacaku dan menjadikanku melodi
Dalam hatimu terdalam
Karna kau bagian jiwaku



@FaridaAisyahS

Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakatdan berkembang dalam masyarakat.

• Ciri – ciri Cerita Rakyat :
1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan
2. Disampaikan turun-temurun
3.Tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim)
4.Kaya nilai-nilai luhur
5.Bersifat tradisional
6.Memiliki banyak versi dan variasi.
7.Mempunyai bahasa yang klise.

• Cerita rakyat dibedakan menjadi :

1.Legenda merupakan cerita prosa rakyat yangdianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatuyang benar-benar terjadi.Contoh : Cerita Si Malin Kundang, Gunung TangkubanPerahu, Dongeng Banyuwangi, Dongeng Gunung Batok,Dongeng Rawa pening, dan sebagainya.

2.Sage merupakan cerita rakyat yang didasarkanperistiwa sejarah yang sudah bercampur dengan fantasirakyat.Contoh : Hikayat Hang Tuah, Syariah Melayu, Ciungwanana, dan sebagainya.

3.Mite merupakan cerita rakyat yang didasarkanperistiwa atau kejadian dikalangan rakyat yangberdasarkan pada kepercayaan lama, terutama yangberhubungan dengan dewa-dewi, roh halus, ataukekuatan gaib.Contoh : Nyi Roro Kidul, Jaka Tarub, dan sebagainya.

4.Fabel merupakan cerita rakyat yangmenggambarkan watak dan budi manusia yangpelakunya diperankan oleh binatang. Contoh : Cerita Kancil yang Cerdik, Hikayat Kalila danDurina, Hikayat Bayan Budiman, dan sebagainya.

5.Paralel merupakan cerita rakyat yang tokohnyaadalah manusia dan hewan.Contoh : Anjing yang Loba, Semut dan belalang,Hikayat mahabrata, Hikayat Ramayana, dansebagainya.

6.Cerita penggeli hati merupakan cerita rakyat yangberisikan kisah lucu atau jenaka. Contoh : Cerita pak kodok, cerita pak belalang, ceritapak pander, cerita lebai malang dan sebagainya.